Berdayakan Warga Binaan, BLK dan Lapas Perempuan Gelar Pelatihan Tata Busana

  • Bagikan
Kepala BLK Sulbar A. Farid Kusno dan Kepala Lapas Perempuan Kelas III Mamuju Nurmia menyerahkan sertifikat secara simbolis kepada warga binaan Lapas Perempuan. --Foto: Darman Tajuddin/Radar Sulbar--

MAMUJU, RADAR SULBAR – Senin 31 Oktober 2022 lalu, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulbar melalui UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) bekerjasama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Mamuju menggelar Pelatihan Tata Busana di Lapas Perempuan Kelas III Mamuju.

Program pelatihan pembinaan kemandirian ini, diikuti sebanyak 20 orang dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sebelum diberikan pelatihan praktek, terlebih dahulu peserta juga diberikan pengetahuan melalui sosialisasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Setelah mengikuti pelatihan sejak 31 Oktober hingga 21 November 2022, Kepala Lapas Perempuan Kelas III Mamuju, Nurmia didampingi Kepala UPTD BLK Sulbar A. Farid Kusno menutup secara resmi pelatihan tata busana tersebut, Rabu 23 November 2022.

A. Farid Kusno mengatakan, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan ketrampilan bagi WBP Lapas Klas III Mamuju dibidang tata busana. Sehingga setelah WBP bebas dari hukuman, mereka bisa berusaha secara mandiri dengan skill yang telah mereka miliki.

“Mereka kita latih dengan latihan dasar terlebih dahulu, karena rata-rata yang mengikuti pelatihan ini adalah WBP yang tidak memiliki skill tata busana. Setelah diberikan pelatihan selama 20 hari, WBP sudah bisa menguasai tata busana khususnya menjahit ,” ujar Farid.

Karena pelatihan ini dianggap memberikan manfaat bagi WBP, lanjut Farid, tahun 2023, kerjasama serupa kembali akan dilanjutkan. Bahkan, ditambah menjadi tiga jurusan, yaitu, jurusan tata busana, jurusan tata boga dan jurusan tata rias kecantikan.

“Tahun depan kita kembali akan melaksanakan kegiatan pelatihan ini. Kami yang akan menanggung pembiayaan dari pelatihan tata boga dan tata rias kecantikan. Sementara tata busana tetap dibiayai oleh Lapas Perempuan Klas III Mamuju ,” ujar Farid menambahkan.

Farid menambahkan, jika WBP sudah habis masa tahanannya dan ingin bekerja diperusahaan, maka kalian akan diterima. Karena kalian sudah kompeten dan memiliki keahlian yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian yang sudah kalian terima.

“Berdasarkan laporan BPS Sulbar 2022, angka pengangguran terbuka di Sulbar sebesar 3,13 persen dari jumlah penduduk Sulbar, yaitu sekitar 1,2 juta jiwa. Jumlah ini sangat besar. Oleh sebab itu, melalui pelatihan ini diharapkan, angka pengangguran sedikit demi sedikit bisa berkurang,” tambahnya.

Farid berterima kasih kepada Kepala Lapas Perempuan yang telah menginisiasi kerjasama ini. Kerjasama ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Sulbar khususnya untuk WBP Lapas Perempuan.

“Saya berharap dengan penutupan kegiatan ini, maka ilmu yang sudah diberikan oleh instruktur bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai ilmu yang sudah diberikan tidak dimanfaatkan,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Mamuju, Nurmia mengatakan, pelatihan ini diharapkan agar WBP Lapas Perempuan bisa memperoleh keterampilan tata busana dan mendapatkan sertifikat. Sehingga, saat WBP keluar dari Lapas mereka sudah memiliki keahlian untuk membuka lapangan kerja bagi lingkungan sekitarnya terkhusus untuk mereka sendiri.

“Mudah-mudahan ilmu yang sudah kalian terima dapat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya setelah kalian keluar dari Lapas perempuan ini,” ujarnya.

Nurmia berharap, kerjasama pelatihan ini bisa berkelanjutan dan berkesinambungan sesuai dengan dunia kerja. Karena baru sekitar 20 orang WBP yang diakomodir dalam pelatihan ini. Sementara, WBP Lapas Perempuan sebanyak dari 66 orang. (ian)

  • Bagikan