Fenomena Kreator Konten dan Kejelian Membaca Peluang di Ranah Digital

  • Bagikan
MULTITASKING: Tidak hanya merancang dan menyunting konten, Rau juga sering kali menjdi aktor tunggal dalam video-video yang bertema kecantikan yang diproduksi sendiri. (DOKUMENTASI RAUDHAH NASUTION)

Konsisten, Mau Belajar dari Kreator Lain

Di tengah masifnya monetisasi konten di berbagai platform media sosial (medsos), content creator alias kreator konten menjadi salah satu pekerjaan yang difavoritkan. Idealnya, butuh berapa orang sih untuk menggagas ide, memproduksi konten, menyunting, dan kemudian mengunggahnya ke medsos?

RAUDHAH Nasution memulai perjalanan sebagai kreator konten sejak 2020. Meski belum terlalu lama, akun TikTok @Raudhahnasution yang dia jadikan sebagai platform utama untuk mengunggah konten terus berkembang. Sampai tadi malam (26/8), akun tersebut sudah diikuti lebih dari 374 ribu pengguna TikTok. Konten-konten yang ada di sana juga sudah ditonton oleh jutaan pasang mata.

Kepada Jawa Pos pekan lalu, perempuan yang di medsos memperkenalkan dirinya dengan nama Rau itu mengakui bahwa menjadi kreator konten bukanlah perkara gampang. Mahasiswi asal Sumatera Utara tersebut menegaskan, kreator konten butuh konsistensi tinggi. Selain itu, juga kecintaan terhadap dunia kreatif.

”Saya memang hobi di bidang fotografi dan videografi,” kata Rau saat diwawancarai pekan lalu. Raudhah menambahkan, hobi itu dia geluti sejak duduk di bangku SMA. Meski belum serius, saat itu dia juga sering mengunggah konten buatannya pada akun Instagram pribadinya.

Menekuni fotografi dan videografi sampai sekarang, Rau kemudian tertantang untuk mengikuti campaign dan challenge dari sejumlah beauty brand terkenal. ”Saya terus kembangkan hobi lewat video-video yang saya posting di medsos,” ujarnya. Dia tidak menyangka, respons dari teman-temannya di Instagram sangat positif. Tidak sedikit di antara mereka yang mulai bertanya mengenai tips and trick untuk berdandan atau memakai make-up.

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu dijawab oleh Rau melalui Instagram story. Lama-lama, interaksi Rau dengan teman-temannya di Instagram semakin intens. Mereka bahkan menyarankan Rau mengunggah kontennya di TikTok. ”Saya iseng posting di TikTok dan ternyata benar. Banyak respons positif yang saya terima dan akhirnya sampai sekarang suka posting di TikTok,” jelasnya.

Salah satu kontennya memukau lebih dari 37 juta pengguna TikTok. Rau pun bangga. Apalagi, dia membuat konten itu sendirian. Benar-benar tanpa bantuan orang lain.

Rau juga kemudian mengunggah proses pembuatan kontennya di medsos. Ternyata, video-video BTS alias behind the scene itu memperkuat personal brand-nya sebagai kreator konten. Dia mengakui bahwa menjadi kreator konten all in one tidak mudah.

”Repot banget sebenarnya,” kata Rau. Yang paling merepotkan adalah eksekusi atau proses pengambilan video. Sebab, semua harus diatur seorang diri.

”Kalau take wajah itu kan harus make-up dulu. Pokoknya, harus ekstrasabar,” terangnya. Meski dibuat seorang diri, konten-konten yang Rau unggah di akun medsosnya terkesan dikerjakan oleh banyak orang. Tidak heran, dari konten-konten itu banyak jenama yang kemudian menawarkan kerja sama. Mereka berkolaborasi untuk membuat konten.

Selama berkiprah sebagai kreator konten, Rau mengaku banyak belajar dari kreator konten yang lain. Tidak jarang, mereka berdiskusi dan saling tukar pikiran. Selain itu, dia belajar berbagai teknik pengambilan gambar dan editing video juga dari kreator konten lainnya. Semua itu dia lakoni dengan riang. ”Menurut saya, motivasi yang kuat jadi push kita untuk terus berkarya,” tandasnya. (jpg)

Artikel ini sudah terbit di https://www.jawapos.com/hobi-kesenangan/012885908/fenomena-kreator-konten-dan-kejelian-membaca-peluang-di-ranah-digital

  • Bagikan