Kejar Penurunan Kasus Stunting, BKKBN Sulbar Jalin Kerjasama dengan Universitas Tadulako Palu

  • Bagikan
Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar Nuryamin foto bersama dengan Rektor Untad Palu, Prof Dr Ir Amar beserta jajarannya di Ruang Kerja Rektor Untad di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID — Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar terus menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi (PT) untuk mencapai target Percepatan Penurunan Stunting serta Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Salah satunya dengan Universitas Tadulako (Untad) Palu. 

Pada Jum’at 28 April 2023, Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar, Nuryamin, menandatangani Kesepahaman Bersama (MoU) Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) dengan Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Ir Amar, di Ruang Kerja Rektor Untad di Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

Selanjutnya, MoU ditindaklanjuti dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Pasangkayu dan Kabupaten Mamuju Tengah. 

Dalam momentum tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar mengatakan pihaknya mengapresiasi jalinan kerjasama dengan Untad sebagai upaya membangun kerja sama dan kemitraan dengan institusi Perguruan Tinggi. 

“BKKBN memiliki kewajiban membangun kerjasama sebanyak-banyaknya dengan semua pihak, termasuk Perguruan Tinggi, dalam hal ini Universitas Tadulako Palu. Kerja sama ini perlu ditindaklanjuti dengan program-program nyata untuk kepentingan masyarakat Sulbar ke depan,” kata Nuryamin. 

Menurut Nuryamin, kesepahaman kerja sama ini untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Sulbar guna mengejar target penurunan prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. 

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Barat berada pada angka 35 persen. Angka prevalensi ini naik dibandingkan SSGI tahun 2021 yang berada pada angka 33,8 persen. 

Nuryamin mengatakan, BKKBN Sulbar bekerja sama dengan Untad Palu untuk mendukung program Percepatan Penurunan Stunting melalui program Mahasiswa Penting (Peduli Stunting) yang diwujudkan dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. 

“Perwakilan BKKBN Provinsi Sulbar melakukan kerja sama dengan Untad terkait program Percepatan Penurunan Stunting. Di mana dalam hal ini, wujudnya berupa KKN Tematik sebagai salah satu kegiatan dari program Mahasiswa Peduli Stunting. Dan adapun lokus KKN akan ditempatkan di Kabupaten Mamuju Tengah dan Pasangkayu,” kata Nuryamin. 

Sementara itu, Rektor Untad Palu, Prof Dr Ir Amar, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dilaksanakannya penandatanganan kesepahaman bersama dengan BKKBN Sulbar. 

“Kami berikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah provinsi sulbar, sehingga kita dapat bertemu untuk mewujudkan dokumen penandatanganan MoU dan PKS sekaligus pada hari ini,” kata Amar. 

Lebih lanjut, Amar menambahkan bahwa persoalan stunting adalah berkaitan dengan attitude dan mindset yang membutuhkan pendampingan berkelanjutan. 

“Urusan Stunting ini sebenarnya urusan attitude dan mindset. Kalau kita lihat penelitian itu dana sudah cukup, gizinya juga sudah berlimpah, tetapi yang diperlukan itu adalah memang pendampingan dan keberlanjutan pendampingan. Ini yang paling penting. Kalau cuma datang sebentar 1-2 bulan di situ dia hilang. Termasuk salah satu harapan kita melalui program OVOL (One Village One Lecture) itu ada keberlanjutan yang dilakukan di sana. Keberlanjutan ini ditindaklanjuti melalui sistem Kuliah Kerja Nyata, melalui sistem tematik yang dilakukan untuk bisa memberikan keberlanjutan,” ungkap Amar. 

Selain itu, Amar berharap persoalan stunting, kemiskinan, dan kependudukan harus dilakukan secara bersama-sama dan dengan pendekatan yang lebih menyeluruh. 

“Urusan stunting dan kemiskinan ekstrem pendekatannya memang harus attitude, mengubah mindset, perilaku dan lain sebagainya. Tentu kerja keras itu tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah, bersama-sama tentunya menggandeng mitra bersama Perguruan Tinggi. Termasuk kalau di kita di Universitas kita ini bagian dari pengabdian dan hasil-hasil penelitian. Hasil stunting tidak mungkin bisa dilihat dalam 1-2 tahun. Karena itu butuh waktu panjang keberlanjutannya,” tutup Amar. 

Turut hadir dalam penandatanganan MoU tersebut bersama Rektor Untad, yaitu Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Direktur Pascasarjana, Para Dekan, Ketua LPPM, dan beberapa Dosen dan Guru Besar. 

Sedangkan Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar didampingi Kepala Dinas dan Sekretaris P3AP2KB Kabupaten Pasangkayu, Kepala Dinas dan Sekretaris P3AP2KB Kabupaten Mamuju Tengah, dan Ketua Tim Kerja Kependudukan Perwakilan BKKBN Sulbar. (*)

  • Bagikan