Verivali Data Kemiskinan Ekstrem, Dinsos Sulbar Temukan 63 Ribu Jiwa Data Tidak Valid di Dua Kabupaten

  • Bagikan

MAMUJU, RADAR SULBAR– Data Kemenko PMK RI tahun 2022 menyebutkan, Data Kemiskinan Ekstrem Sulbar menurut data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem  (P3KE) Desil 1 tercatat kemiskinan ekstrem di Sulbar mencapai 36.953 KK atau 203.802 jiwa. 

Sebaran data kemiskinan ekstrem di Sulbar ini terbanyak di daerah Polman dengan angka 17.211 KK atau 90.927 jiwa. Daerah lainnya, Mamuju 5.745 KK atau 33.662 jiwa,  Majene 5.195 KK atau 29.825 jiwa, Mamasa 4.531 KK atau 24.457 jiwa,  Pasangkayu 1.860 KK atau 11.148 jiwa dan Mamuju Tengah 2.410 KK atau 13.783 jiwa. 

Namun Kepala Dinas Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Surdin menjelaskan, setelah dilakukan verifikasi dan validasi (Verivali), Dinsos Sulbar menemukan adanya data yang tidak valid di dua kabupaten  yakni Mamuju Tengah dan Polewali Mandar. Dalam hal ini, Dinsos baru melakukan verivali data sebanyak 19.621 KK atau 104. 710. Hasilnya mendapatkan banyak data tidak valid. 

“63.335 jiwa data tidak valid, banyak di Polman,” ucap Surdin ditemui di ruang kepala dinas sosial Sulbar, Jumat 10 November 2023.

Kepala Dinas Sosial Sulbar Rahmat Sanusi menjelaskan, atas temuan di dua kabupaten itu, data kemiskinan ekstrem Sulbar dari angka 36.953 KK atau  203.802 jiwa pada 2022,  menjadi 26.120 KK atau 140.457 jiwa, belum termasuk proses Verivali di empat kabupaten yang masih dalam proses. Ditemukannya data tidak valid itu. 

Kabar bahagia sebab Sulbar menjadi provinsi dengan kinerja tercepat di Wilayah Sulawesi untuk penurunan angka kemiskinan ekstrem. Dari Maret 2022 kemiskinan ekstrem di Sulbar diangka 2,94 persen turun menjadi 0,75 persen per Maret 2023. 

Selain karena data, menurut Rahmat, itu juga tidak lepas dari pendampingan PJ gubernur mendorong Verivali data kemiskinan guna memastikan setiap program betul-betul menyasar keluarga terdampak kemiskinan ekstrem. 

Dijelaskan, dalam rangka penangan Kemiskianan ekstrem Dinsos Sulbar memiliki program bantuan KUBE dan bansos, serta bantuan bagi lansia, anak disabilitas. Program ini berlanjut untuk 2023. 

“Mudah mudahan saja bantuan itu dapat mengurangi kemiskinan esktrem,” ucap Rahmat. 

Diketahui pula untuk bantuan sosial 2024 bakal mengalami pengurangan dikarenakan adanya beberapa agenda nasional. Salahsatunya terkait pemilu serentak 2024. . 

” Faktor Pemilukada salah satunya itu, Tapi kita harus semangat menurunkan kemiskinan,” ucap Rahmat. (jaf)

  • Bagikan