Indonesia Tidak Akan Terpapar Gelombang Panas Asia

  • Bagikan
Ilustrasi cuaca panas.

JAKARTA, RADARSULBAR.CO.ID – Suhu panas dilaporkan di beberapa daerah di Indonesia.

Namun, tidak ada kaitannya dengan gelombang panas yang tengah terjadi di beberapa negara di Asia.

Bulan ini beberapa negara di Asia memang mengalami gelombang panas. Di Laos, suhu di Luang Prabang pada Selasa (18/4) mencapai 42,7 derajat Celsius. Itu merupakan rekor terpanas di negara tersebut.

Selama akhir pekan, suhu di Thailand rata-rata mencapai 45 derajat Celsius untuk kali pertama dalam sejarah negara tersebut. Di daerah Bang Na, Bangkok, bahkan suhu sempat mencapai 52,3 derajat Celsius.

Di Malaysia, cuaca panas dan berkabut diperkirakan berlangsung dalam jangka waktu yang lumayan lama. Menteri Kesehatan dr Zaliha Mustafa meminta penduduk mengambil tindakan pencegahan. Termasuk harus menghemat air.

’’Masyarakat harus membatasi aktivitas fisik dan waktu di luar rumah saat cuaca panas yang dapat menimbulkan penyakit,’’ ujar Zaliha seperti dikutip The Straits Times kemarin (20/4).

Suhu yang sangat panas juga telah menyebar luas di seluruh Tiongkok. Menurut ahli klimatologi Jim Yang, pada Senin (17/4) lebih dari 100 stasiun cuaca di 12 provinsi memecahkan rekor suhu pada April. Di seluruh Asia Selatan seperti Pakistan, India, Nepal, dan Bangladesh, semuanya mengalami suhu yang mencapai 40 derajat Celsius selama beberapa hari.

Prakirawan cuaca BMKG Nurul Izzah Fitria saat dihubungi Jawa Pos kemarin memastikan, Indonesia tidak akan terpapar gelombang panas. Menurut dia, gelombang panas terjadi di lintang menengah dan tinggi. ’’Sementara kita berada di lintang tropis,” ujarnya.

Gelombang panas itu biasanya terjadi di Asia Tengah, Amerika, dan Eropa. Sementara, Indonesia berada di ekuator. ’’Selain itu, reliabilitas perubahan cuaca di Indonesia sangat cepat,” bebernya.

Suhu panas di beberapa daerah di Indonesia saat ini terjadi karena gerak semu matahari sedang melewati ekuator. Geraknya dari selatan ke utara. ’’Dan ini sedang pas di atas Indonesia,” ungkapnya.

Apalagi, tutupan awan di Indonesia sedikit. ’’Apakah ini menyebabkan peningkatan suhu secara ekstrem? Saya rasa tidak, mungkin hanya meningkat 1 derajat Celsius,” imbuhnya.

Indonesia masuk pancaroba sehingga akan panas antara Agustus akhir sampai Oktober. ’’Hujan ringan dan petir ada, tapi singkat,” ujarnya.

Jadi, lanjut dia, masyarakat tidak perlu risau. Meski, pada Juni atau Juli intensitas hujan bakal semakin jarang. (jpg)

  • Bagikan