Vonis Hukuman Mati Ferdy Sambo, Yundini: Jangan Lagi Ada Pelajaran

  • Bagikan

RADARSULBAR.CO.ID. — Kisah hidup Ferdy Sambo (FS), sungguh tragis. seorang jendral bintang dua dan yang ditangannya pernah terletak ‘nasib’ seluruh anggota Polri, hari ini dijatuhi vonis hukuman mati.

Istrinya pun Putri Candrawati (PC) dijatuhi vonis 20 tahun. Dalam tragedi ini, banyak pihak mengatakan agar ini menjadi Pelajaran.

Menurut saya tak perlu ada lagi pelajaran ke depan. Sudah cukup tragedi ini menjadi penanda, menjadi pelajaran terakhir.

Jangan belajar, belajar dan belajar terus. Setiap anggota Polri, setiap manusia Indonesia, setiap makhluk hidup, kiranya menjadikan peristiwa ini menjadi tonggak yang kuat agar menjaga kemuliaannya sebagai manusia, makhluk yang diciptakan sebagai makhluk Illahi yang paling tinggi derajatnya.

Dalam peristiwa ini, ada beberapa aktor yang menampilkan lakon di kasus FS ini. Misalnya Patra Zen (penasehat hukum PC, yang membela secara berapi-api, ngomongnya pun walau di TV sampe melotot; tapi kemudian menyadari kalau dibohongi oleh klien nya, lalu kemudian mundur sebagai penasehat hukum PC.

Lalu ada Febri Diansah (mantan jubir KPK), sebagai mantan orang KPK, munculnya Febri sebagai penasehat hukum FS dan PC sangat mengagetkan. Apalagi Febri yg selama ini dianggap mewakili ‘dunia putih’ dengan tampilan kalem tiba-tiba tampilannya berada di sisi seberang dengan gaya yang berbeda.

Demikianlah aktor-aktor lainnya, telah memainkan perannya masing-masing. FS, PC, Ricky, Kuat, atau Richard Eliezer yang berani jadi justice collaborator. Keluarga Joshua, para tim penasehat hukum. Para Jaksa yang membacakan tuntutan, juga Jampidum yang berapi-api membela tuntutan yang disampaikan.

Hingga kemudian, para Hakim yang menegakkan kewibawaan dengan memutus perkara ini.

Tak lupa juga ada Kapolri dan sejumlah jendral yang mengambil posisi. Juga sejumlah anggota Polri yang terkena dampak kasus FS. Juga Kompolnas dan para aktivis. Serta tentu saja, monitoring tak henti-henti dari Menkopolhukam.

Sekarang lakon sudah tinggal di halaman akhir di bab penutupan. Buku ini akan dipajang di etalase penegakan hukum Indonesia. Tinggallah para aktor, bersiap-siap meninggalkan arena, dengan seluruh catatan yang dibuat masing-masing.

“Tapi.Ya, tapi….melihat betapa tenangnya FS dan PC dalam menghadapi vonis, salahkah jika tiba-tiba teringat udang? Sepertinya netizen, sosial media dan semua pihak masih mesti berjaga. Seperti kata Chairil Anwar, “ Berjagalah terus digaris batas pernyataan dan impian”

  • Bagikan