Pupuk Rasa Cinta Damai, FKPT Sulbar Gelar Camping Keberagaman

  • Bagikan
SAMPAIKAN SAMBUTAN. Ketua FKPT Sulbar, Imran Idris menyampaikan sambutannya dalam kegiatan Camping Keberagaman, di Pantai Panorama Mamuju, Senin 14 Agustus 2023.--Adhe Junaedi Sholat/Radar Sulbar--

MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID — Rasa cinta damai dan saling menghargai setiap perbedaan harus dipupuk sejak dini. Anak harus dibentengi dari paham radikalisme. Guru sebagai pendidik wajib membangun lingkungan belajar yang baik dan aman.

Setiap anak harus dibiasakan berpikir kritis terhadap berbagai isu. Terutama terhadap setiap paham yang mereka dapat. Baik dari lingkungan maupun dari sosial media (sosmed).

Melalui Camping Keberagaman yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulbar bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Pantai Panorama Rangas Mamuju, Senin 14 Agustus, FKPT Sulbar mengajak guru semua agama di tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan SMA di Mamuju. Mereka diminta membangun komitmen mencegah paham radikalisme yang bisa berujung pada tindakan terorisme.

Kepala FKPT Sulbar, Imran Idris mengatakan, kegiatan ini menjadi perekat semua elemen umat beragama di Sulbar dalam rangka mencegah paham radikalisme sehingga tindakan terorisme tidak terjadi di Sulbar.

“Kita kumpul di sini untuk membuat persatuan dan mengokohkan kesatuan, sebab ideologi kita Pancasila harus dirawat,” kata Idris, saat dikonfirmasi, Senin 14 Agustus.

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan agar tak ada lagi ujaran kebencian di tengah-tengah masyarakat. “Dengan adanya pendidikan seperti ini, minimal bisa menimbulkan rasa damai antar umat beragama,” ungkapnya.

Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, Syafrudin Baderung menuturkan, indek kerukunan umat beragama di Sulbar terjaga dengan baik. Nilainya di atas rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sulbar paham betul betapa pentingnya kerukunan umat beragama.

“Dalam keberagaman kita harus saling menjaga, harus saling menguatkan dan membantu sehingga kerukunan itu bisa terjaga,” jelasnya.

Menurutnya, semua agama pasti menginginkan kedamaian. Menciptakan kehidupan bernegara yang aman dan tentram. Sebab, Indonesia bukan negara agama, melainkan NKRI.

“Agama yang diakui di Indonesia dilindungi, difasilitasi dan diayomi oleh negara. Indonesia adalah negara hukum, harus kita tahu empat pilar bangsa. Kehidupan bermasyarakat terdiri dari suku, tradisi, budaya dan kebiasaan,” terangnya.

Ia menambahkan, kegiatan Camping Keberagaman adalah kegiatan yang dilaksanakan FKPT Sulbar untuk menggandeng umat beragama duduk bersama dalam rangka menjaga harmonisasi kehidupan beragama.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Saya yakin ini bisa membawa dampak baik buat Sulbar,” tandasnya. (ajs)

  • Bagikan