Kasus DBD Melonjak, Dinkes Mamuju Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan

  • Bagikan
FOGGING. Petugas Dinkes Mamuju melakukan fogging di wilayah Kecamatan Kalukku, beberapa waktu yang lalu. --Rezki Amaliah/Radar Sulbar--

MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID – Selama Januari hingga Maret 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju mencatat 53 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Mamuju, Alamsyah Thamrin mengatakan, penyebaran kasus terjadi di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Simboro 30 kasus, Mamuju 15 kasus dan Kalukku delapan kasus.

“Angkanya cukup tinggi, di Maret lalu ada 15 kasus DBD yang terjadi di Mamuju,” kata Alamsyah, Selasa 4 April.

Alamsyah mengungkapkan, tingginya angka DBD di Mamuju disebabkan oleh faktor cuaca. Musim pancaroba yang terjadi di Mamuju membuat nyamuk aedes aegypti berkembang biak dengan baik.

“Banyak genangan air, di selokan atau penampungan yang tersumbat, itu menjadi sarang nyamuk bertelur,” ujar Alamsyah.

Selain melakukan fogging di beberapa wilayah, Alamsyah mengungkapkan, Dinkes Mamuju juga memberikan bubuk abate kepada warga. Abate bisa digunakan untuk membunuh jentik nyamuk yang ada di genangan air.

“Caranya ditaburkan ke genangan air, satu sendok abate bisa digunakan untuk 100 liter air, ini sangat efektif untuk membunuh jentik nyamuk,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Alamsyah, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, agar menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan, karena telur nyamuk tidak akan menetas jika warga menjaga kebersihan lingkungan.

“Fogging itu hanya membunuh nyamuk, tidak bisa membasmi telur dan jentik, jadi kami sangat berharap masyarakat memperhatikan kebersihan lingkungannya, untuk mencegah lonjakan kasus DBD,” tandas Alamsyah. (rzk/*)

  • Bagikan