Kolaborasi IKA Unhas-Kagama Bisa Pengaruhi Kebijakan Pusat Mendorong Sektor Pertanian

  • Bagikan

MAKASSAR, RADARSULBAR — Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo bersam Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Andi Amran Sulaiman menjadi panelis pada Dialog Kebangsaan Pengda Kagama Sulsel di Hotel Swiss Bell Inn Makassar, Minggu, 9 Oktober 2022.

Menurut Andi Amran Sulaiman dengan adanya kolaborasi antara IKA Unhas dan Kagama yang jika ditotal sebanyak 700 ribu putra-putri terbaik, maka yakin dan percaya Indonesia akan menjadi negara super power di segala bidang.

“Hari ini alhamdulillah sudah tanda tangan kerja sama antara IKA Unhas dan Kagama. insyaallah ke depan ini sangat kuat kolaborasi alumninya Kagama 500 ribu,” ungkapnya.

Kemudian, tambah Andi Amran, alumni Unhas 200 ribu. Ini totalnya 700 ribu. Nah, 700 ribu ini putra putri terbaik. Bisa mempengaruhi 100 ribu saja, berarti berapa? Bisa 70 juta.

”Kalau 70 juta ini bisa berkolaborasi minimal bisa kita mempengaruhi kebijakan pusat untuk umat, bangsa dan negara,” ungkap Andi Amran.

Ia juga menyinggung terkait potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia di Indonesia bagian timur. Menurutnya, jika ingin ketahanan pangan, ia menyarankan pembangunan gudang cold storage berkapasitas 10 juta ton.

“Bangun di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan di Sulawesi. Saya yakin tidak akan terjadi inflasi pangan,” kata mantan Menteri Pertanian itu.

“Sumber daya alam Indonesia luar biasa dan itu berada di timur. Kalau Indonesia ingin melompat jauh menjadi negara maju, menjadi negara super power, kita garap bersama-sama timur oleh anak bangsa sendiri. Saya yakin bisa,” sambung Andi Amran.

Sementara itu, Ganjar Pranowo melihat di era serba digital seperti saat ini, sektor pertanian bisa lebih baik dibandingkan era-era sebelumnya karena semua sudah terfasilitasi secara digital. Olehnya itu ia mendorong para milenial untuk tak segan bermimpi menjadi petani.

“Itu harapan besar bangsa ini ke depan. Modernisasi pertanian dan mekanisasi menurut saya menjadi keharusan,” tutur Ganjar.

Kesiapan menghadapi krisis pangan dunia harus dilakukan sejak dini. Termasuk tanaman-tanaman pendamping beras. Sehingga tidak cukup hanya padi saja. Tapi ada porang, ada sagu.

“Jadi anak muda itu kita dorong, kita bina, dan diajarkan menanam umbi-umbian, menurut saya itu harus kita siapkan. Ingat, situasi globalnya sudah berubah, energi juga berubah, pangan berubah, harga juga berubah, maka kita sebagai negara agraris mestinya hari ini kita siap,” pungkas Gubernur Jawa Tengah itu. (*)

  • Bagikan