Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, Mamuju Tengah Tutup Pendistribusian Hewan

  • Bagikan
Kepala Distanbunak Mateng, Heranto.--dok .radarsulbar--

TOBADAK, RADARSULBAR–Demi mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Mamuju Tengah (Mateng) menutup akses distribusi hewan ternak di daerah ini.

Kepala Distanakbun, Heranto, mengatakan, pelarangan distribusi hewan dimaksud untuk menjamin keamanan ternak diwilayah Sulawesi Barat (Sulbar). Ini atas imbauan Balai Karatina Hewan Kementerian Pertanian Sulbar disaat berkunjung pekan lalu.

“Yang datang Pak Agus Karyono, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju. Beliau tak hanya mengecek pos disini (Mateng, red), tapi juga melanjutkan perjalanan ke Pasangkayu,” ungkap Heranto, Minggu 12 Juni.

Menurutnya, Balai Karantina Hewan menghendaki status zona hijau di provinsi ke 33 ini, tetap dipertahankan. Olehnya dua pos yang berada di perbatasan Mamuju dan Pasangkayu, harus difungsikan secara maksimal. Satupun hewan tak lagi dibolehkan melintas tanpa melalui proses karantina di fasilitas karantina hewan selama 14 hari. Status tersebut ditingkatkan dari sebelumnya 3 hari. “Ini dilakukan demi mencegah penyebaran PMK yang kini merebak didaerah Jawa,” ucap pria yang akrab disapa Hery itu.

Dijelaskan, pengawasan ternak di Mateng cukup ketat. Sejak tersebarnya informasi bahwa PMK mewabah di Pulau Jawa, pihaknya langsung mendirikan dua pos diwilayah perbatasan. Penjagaan dibantu personel Dinas Perhubungan (Dishub) Mateng. “Pos tersebut sudah ditinjau pihak balai,” ujarnya.

Lanjut dijelaskan Hery, jika ada warga yang hendak membeli ternak diluar daerah, wajib diketahui petugas karantina untuk memastikan kesehatan hewan. Sapi tersebut wajib menjalani proses karantina 12 hingga 14 hari. Selama penampungan dokter hewan rutin melakukan pemeriksaan bagian mulut dan kuku serta suhu tubuh hewan. Bahkan dilakukan penyemprotan agar sapi atau ternak lain, terhindar dari serangan virus PMK. “Penyakit ini sangat cepat menular, maka itu pengawasan sangat diperketat,” jelasnya.

Hery menambahkan, jika warga menemukan kondisi ternaknya mencurigakan, segera laporkan ke Distanak. Sapi yang terjangkit PMK, lidahnya akan sariawan, air liur berlebihan, kaki mendadak pincang, lemah dan kurang nafsu makan. Sapinya juga akan terserang deman hingga 41 derajat celcius. “Ciri ciri seperti ini harus kita waspadai dan jangan sampai terjual,” ujarnya.

Hery berharap, daerah ini tetap aman dari PMK, juga mengharapkan kerjasama seluruh stakeholder melakukan tindakan pencegahan. Terutama peternak dimohon tidak memasukkan hewan dari luar daerah tanpa sepengetahuan pihak berwenang.

“Pengawasan tetap kita perketat hingga kondisi dipastikan kembali aman,” tandasnya. (kdr/jaf)

  • Bagikan