Hari Istimewa

  • Bagikan

Oleh: M Danial 

TANGGAL 14 Februari besok merupakan hari yang istimewa bagi bangsa Indonesia maupun masyarakat dunia. Istimewa bagi bangsa Indonesia karena merupakan hari pesta demokrasi untuk merefleksikan hak kedaulatan di bilik suara Pemilu 2024. Sedangkan bagu masyarakat dunia, tanggal 14 Februari dikenal dengan sebutan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang.

Pemilu 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD kabupaten/kota periode lima tahun ke depan. Sesuai data KPU, pemilih dalam DPT (daftar pemilih tetap) seluruhnya 204.807.222 orang. Terdiri 102.218.503 laki-laki dan 102.588.719 perempuan. 

Proses pemungutan dan penghitungan suara akan dilaksanakan di 823.220 TPS (tempat pemungutan suara) di dalam negeri dan 3.059 TPS di luar negeri atau TPSLN.

Hari Valentine kerap disebut Hari Kasih Sayang dirayakan setiap tanggal 14 Februari, berdasarkan sejarahnya terdiri dua versi. Versi pertama menyangkut kematian tragis pendeta Roma bernama Valentine. 

Dikisahkan, pada 14 Februari 278 Masehi Valentine dihukum dan dieksekusi dengan cara dipukuli lalu dipancung karena dianggap menentang kebijakan Kaisal Claudius II. Sang kaisar memang dikenal kejam dan membuat Roma selalu terlibat pertempuran. Untuk memuluskan setiap rencananya, ia melarang semua bentuk pernikahan dan pertunangan di Roma. Pernikahan dan pertunangan dianggapnya sebagai penyebab banyak tentara enggan pergi ke medan perang. 

Pendeta Valentine menentang kebijakan kaisar tersebut. Ia diam-diam menikahkan pasangan muda, namun ketahuan dan berujung di penjara. Lebih dari itu, Valentine dipukuli lalu dipancung. Eksekusi sang pendeta menandai perayaan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. 

Sejarah Valentine tersebut paling banyak dipercaya karena disebutkan meninggakan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang menemaninya dengan tulisan ‘From Your Valentine’. Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut Santo Valentine. 

Versi kedua Hari Valentine berkaitan dengan Festival Lupercalia pada 15 Februari. Disebutkan bahwa Valentine berasal dari festival tersebut, sebuah tradisi Romawi Kuno yang tidak terlepas dari hal-hal berbau seks sebagai salah satu tradisi untuk menghormati Dewa Kesuburan pada zaman pra Romawi. Namun tradisi tersebut dinilai tidak bermoral dan tidak melambangkan kasih sayang.

Hingga kini dua versi sejarah itu melekat pada Hari Valentine yang dirayakan di berbagai negara dengan berbagai cara, termasuk di Indonesia. Hari Valentine kerap diidentikkan dengan cokelat, kartu ucapan, bunga, hingga berbagai ornamen hati dan warna pink. 

Hari pemungutan suara Pemilu 2024 yang bertepatan dengan hari kasih sayang, sangat tepat menjadi pengingat bagi pemilih agar menggunakan hak pilihnya dengan hati. Bukan memilih asal memilih atau karena iming-iming tertentu yang merusak demokrasi. 

Kaum milenial yang merupakan jumlah terbesar pemilih Pemilu 2024 sangat penting menjadi pelopor untuk memilih karena pemahaman dan kesadaran sebagai pemilik masa depan. Pemilu di hari kasih sayang adalah momentum bagi kaum muda untuk menjadi pelopor mengikis kebiasaan buruk yang menjadi tradisi setiap kontestasi elektoral yang mengabaikan norma agama dan hukum setiap kontestasi elektoral. Yaitu budaya pragmatisme dan politik uang. 

Memilih dengan hati merupakan cara terbaik mengekspresikan cinta kepada diri sendiri dan orang lain. Merupakan juga momentum untuk berusaha memberi yang terbaik dan bermanfaat bagi orang banyak dan Indonesia. Merayakan hari kasih sayang dengan memberi suara dari hati, bukan karena intimidasi atau uang. Pemilu 2024 sebagai hari istimewa. Hari kasih sayang dan kasih suara, bukan hari kasih uang. (*)

  • Bagikan