Gejala El-Nino: Puluhan Hektar Lahan di Matakali Kering, Taman Padi Terancam Puso

  • Bagikan
Seorang petani menunjukkan padi yang rusak akibat sawahnya mengalami kekeringan di Desa Indumakkobong Kecamatan Matakali, Polman Minggu 13 Agustus 2023. --ist--

POLEWALI, RADARSULBAR.CO.ID –El Nino berarti fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Ini menjadi ancaman terjadinya krisis pangan di sejumlah daerah disebabkan berkurangnya curah hujan, dan bisa berimbas pada musim tanam bahkan kegagalan panen.

Fenomena ini pun mulai dirasakan dan menjadi kecemasan petani Desa di Indumakkombong Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar. Diperkirakan 60 hektar lahan warga mengalami kekeringan disebabkan debit air pada irigasi yang menjadi tumpuan petani kian berkurang.

Ketua Kelompok Tani Dua Indumakkombong Agustan mengatakan, sejumlah petani kesulitan mengairi sawahnya sejak Juni. Akibatnya sejumlah padi petani mulai menguning.

“Mulai bulan Juni sudah tidak mendapatkan air. Penyebabnya air di irigasi sudah tidak cukup lagi, sudah dua bulan juga tidak pernah lagi turun hujan,” ujar Agustan.

Umur padi sekitar 40 hari sudah ditanam tetapi belum pernah dialiri air. Agustan mengatakan, modal untuk menanam padi dalam satu hektar mencapai kurang lebih Rp. 3 juta. Mulai dari biaya traktor, tanam, atau seluruh pengelolaan pada saat menanam atau turun sawah.

“Sementara ini ada 60 hektare yang terancam gagal panen, puluhan juta kerugian akan dialami petani,” ujarnya.

Agustan mengatakan selama ini warga memanfaatkan irigasi air dari Bendungan Sekka-Sekka Kecamatan Mapilli. Jarak antaran Kecamatan Mapilli dan Matakali pun cukup jauh sehingga aliran air tidak mencukupi.Petani menggunakan mesin pompa air untuk membantu mengatasi kekeringan yang melanda. Kendala yang dihadapi, kata Agustan mesin pompa air harus menyala atau berfungsi selama 24 jam.

“Kalau mati mesin pompa air, ya tidak mengalir lagi. Disitu kendalanya kita habis biaya beli bensin, juga kurangnya mesin pompa air menjadi kendala,” keluh Agustan.

Bahkan mereka harus bergiliran untuk memompa air, untuk mengairi sebagian lahan sawah. Petani di Desa Indumakkombong berharap pemerintah dapat membantu petani agar tidak mengalami gagal panen. (arf/mkb/jaf)

  • Bagikan