Harga Beras Naik dan Minyakita Langka, Bupati Polman Sidak Harga Kebutuhan Pokok

  • Bagikan
BERDIALOG. Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar berdialog dengan salah seorang pedagang beras saat melakukan sidak di Pasar Sentral Pekkabata, Selasa 21 Februari 2023. --Amri Makkaruba/Radar Sulbar--

POLEWALI, RADAR SULBAR – Instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta kepala daerah ikut andil dalam menjaga inflasi dan mengecek komoditas harga kebutuhan bahan pokok di pasar langsung direspon oleh Bupati Polman Andi Ibrhaim Masdar.

Bersama Dandim 1402 Polmas, Letkol Czi Masni Etha Yanurianedhi, Wakapolres Kompol Ujang Saputra, Kepala Bulog Polman, Muhammad Junaedi dan Kadis Perindagkop UKM, Andi Chadra Sigit serta Kabag Perekonomian Asrif melakukan inspeksi mendadak (Sidak) harga kebutuhan pokok di Pasar Sentral Pekkabata, Selasa (21/2).

Dalam kesempatan ini Bupati Polman dan pejabat Forkopimda mengecek satu persatu harga kebutuhan pokok khususnya beras dan minyak goreng.

Sejumlah pedagang beras di Pasar Sentral mengaku dalam sebulan terakhir ini harga beras mengalami kenaikan secara signifikan.

Salah satu pedagang beras di Pasar Sentral Pekkabata, Hasnah mengaku harga beras medium saat ini mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Sebelumnya harga hanya Rp 9.800 per kilogram, tetapi dalam sebulan terakhir ini naik walaupun beberapa daerah di Polman sementara musim panen padi.

”Sebelumnya harga beras medium untuk kemasan 25 kilogram hanya Rp 245 ribu kini naik menjadi Rp 300 ribu. Kami terpaksa naikkan karena dari penggilingan juga naik,” terang Hasnah.

Hal sama dikatakan pedagang beras lainnya, Sitti Aisyah. Ia mengaku harga beras lokal juga naik biasanya hanya Rp 9.000 per kilogram naik menjadi Rp 11 ribu. Bukan hanya beras, kenaikan juga dialami cabai besar dari harga Rp 24 ribu perkilogram menjadi Rp 34 ribu.

Selain itu, harga minyak subsidi Minyakita juga naik dari harga HET Rp 14.000 per liter. Selain harganya naik juga barangnya langka.
“Kami biasanya mendapatkan Minyakita bukan dari distributor langsung karena barangnya langka. Karena sudah pindah tangan dua kali terpaksa kami jual diatas HET agar tidak rugi yakni Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per liter,” tutur Asyiah saat berdialog dengan Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar.

Dampak kenaikan harga beras ini, membuat salah seorang pedagang nasi kuning dan buras di Pasar Sentral, Wahyuni terpaksa mengurangi ukuran buras dan nasi kuningnya. Hal ini menyisisati agar harga makan buras dan nasi kuningnya tidak naik.

“Terpaksa kami kurangi ukuran buras dan nasi kuning pak, kalau tidak kami rugi karena harga beras naik,” bebernya.

Bupati Polman Andi Ibrhaim Masdar mengaku pihaknya turun langsung ke pasar untuk mengetahui penyebab harga beras naik sementara daerah ini lumbung pangan. Terkait temuan ini Pemkab bersama TPID dan forkopimda akan mengelar rapat pekan depan untuk mengambil langkah langkah mengatasi kenaikan harga bahan pokok khususnya beras.

“Penyebab naiknya beras karena harga gabah ditingkat petani juga naik signifikan mencapai Rp 6.200 hingga Rp 6.500 per kilogram. Selain itu banyak pedagang gabah dari luar daerah seperti Pinrang yang datang ke Polman membeli gabah dengan harga tinggi. Sementara Bulog tak mampu menampung gabah petani karena harganya diatas HPP yang ditetapkan pemerintah,” terang Andi Ibrahim Masdar.

Selain itu langkah yang akan diambil juga dipertimbangkan melakukan operasi pasar khusus beras dan minyak subsidi di sejumlah kecamatan. Termasuk mempertimbangkan pembatasan gabah petani Polman dibawa ke luar daerah.

“Kami akan rapat dulu dengan Forkopimda dan TPID serta instansi terkait termasuk pengusaha penggilingan yang tergabung dalam Perpadi,” tambahnya. (mkb)

  • Bagikan