MAJENE, RADARSULBAR — Dalam upaya mengatasi masalah persampahan di Kabupaten Majene. Pemerintah daerah mendorong terbentuknya bank sampah di berbagai wilayah.
Bank sampah ini merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan terpilah. Serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.
Lebih jelasnya, sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama.
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah yang tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan Reduce, Reduce, Recycle (3R).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene mensosialisasikan pengelolah sampah dengan prinsip 3R yang dibuka Wakil Bupati Majene Arismunandar. Kegiatan ini dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Majene di ruang pola Kantor Bupati Majene, Jumat 16 September 2022
“Bank sampah adalah fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R melalui sarana edukasi, perubahan perilaku dalam hal pengelolaan sampah dan pelaksana ekonomi sirkular yang di bentuk dan di kelola masyarakat, badan usaha atau pemerintah daerah,” urai Arismunandar.
Selain itu, tujuan dari bank sampah menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk mulai memilah, mendaur ulang guna membangun lingkungan yang lebih baik sekaligus membangun ekonomi.
“Kami mendorong agar program bank sampah bisa dilakukan sampai ke tingkat rukun warga atau di tingkat kelurahan dan desa serta perkantoran,” pintanya.
Ia menambahkan, bank sampah merupakan strategi dalam mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan karena sampah bukan menjadikannya sebagai lawan.
“Kita berharap dengan adanya bank sampah ini dapat menyadarkan masyarakat arti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di daerah kita ini,” harapnya. (r2/mkb/jaf)
