54 Tahun Kelola Lahan Tambang, Komisi VII DPR: PT. Vale Sangat Lambat

  • Bagikan

MAKASSAR, RADARSULBAR — Komisi VII DPR RI menemukan lambatnya proses pengelolaan lahan tambang di Kabupaten Luwu Timur oleh PT. Vale Indonesia. Hal itu menjadi temuan saat rombongan Komisi VII DPR RI meninjau langsung ke lokasi lahan tambang tersebut.

Rombongan Komisi VII DPR RI dipimpin langsung Andi Ridwan Wittiri dan diterima oleh Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Kamis 15 September 2022.

Atas keterlambatan itu, Anggota Komisi VII dari fraksi PAN Nasril Bahar mempertanyakan kemampuan PT Vale dalam mengelola lahan tambang tersebut. Sebab berdasarkan izin yang diberikan terdapat 118 ribu hektar yang menjadi tanggungjawab PT Vale.

“Saya tanya dari 118.000 ha berapa yang telah dikerjakan vale selama 54 tahun, lalu dijawab oleh vale hanya 6.000-7000 ha saja, sehingga saya merasa pekerjaan vale sangat lambat sehingga sudah sangat pantas kalau hanya mendapat ijin mengelola seluas 25.000 ha saja dan sisa lahan agar dikembalikan ke pemerintah.” Kata Nasril di sela peninjauan.

Sementara anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Demokrat Rusda Mahmud saat melakukan peninjauan ke PT Vale di kabupaten Luwu Timur juga menagih janji investasi pembangunan smelter senilai 60 trilliun rupiah yang belum di realisasikan.

“Kita masih ingat betul kontrak karya tahun 2014 lalu, dimana PT Vale akan menginvestasikan pembangunan pabrik smelter senilai 4 milliar US Dollar di wilayah Morowali Sulteng dan Pomalaa Sultra.” ucap Rusda Mahmud di hadapan Direktur Utama PT Vale Indonesia.

Untuk informasi, PT Vale mendapat pengelolaan konsesi seluas 118.017 hektar meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektar), Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektar).

Diketahui PT Vale Indonesia menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai 75.000 metrik ton.Hingga tahun 2020, Pemerintah mencatat cadangan nikel di Indonesia mencapai 72 juta Ton Ni termasuk limonite.

Jumlah tersebut merupakan 52 persen dari cadangan yang tercatat di dunia.Salah satu pengelola terbesar cadangan nikel tersebut adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Salah satu area tambang utama Vale berada di Sorowako, Sulawesi Selatan dengan total luas area tambang mencapai 70.566 hektar. (*)

  • Bagikan