Peluang Industri Pengolahan Cocoa Powder dan Cocoa Butter di Sulbar

  • Bagikan
Site Plan Industri Pengolahan Kakao

MAMUJU, RADAR SULBAR – Kakao merupakan suatu komoditas yang menjadi bagian dari kehidupan modern saat ini. Selain menjadi bahan baku pembuatan permen cokelat, biji buah kakao yang telah difermentasi selanjutnya dapat dijadikan bubuk yang disebut cocoa powder dan juga lemak nabati berupa cocoa butter.

Cokelat dalam bentuk bubuk banyak dipakai sebagai bahan campuran untuk membuat berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain-lain. Sedangkan lemak kakao adalah bahan baku industri kimia, makanan dan obat-obatan (farmasi).

Sejak september 2019 hingga Agustus 2021, harga cocoa powder dan cocoa butter untuk pasar US dan Erupa meningkat signifikan hingga 40 persen.

Hal ini merupakan peluang yang sangat besar untuk mendirikan pabrik olahan biji kakao di wilayah utama dan episentrum untuk komoditas kakao Indonesia, yakni Sulawesi.

Salah satu lokasi penghasil kakao adalah Sulbar, dengan persentase kapasitas produksi Sulbar menyumbang 9,71 persen dari totoal produksi kakao nasional.

Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), adalah lokasi paling strategis untuk mendirikan industri pengolahan cocoa powder dan cocoa butter (KLBI 10731).

Lokasi ini merupakan hamparan lahan datar seluas 10 Ha yang siap untuk menjadi industri pengolahan. Karena sangat dekat dengan sumber bahan baku.

Ketersediaan infrastruktur penunjang, seperti suplai energi listrik hingga 50 Mw dari gardu induk Polman, pengembangan jalur kereta trahns Sulawesidan Pelabuhan Tanjung Silopo yang hanya berjarak 14,5 Km dari lokasi. Dengan berbagai jaminan kemudahan investasi yang diberikan oleh Pemprov Sulbar maupun dukungan Pemkab Polman.

Proyek yang akan dikembangkan ini merupakan industri pengolahan hasil perkebunan kakao dengan kualitas ekspor untuk pemenuhan kebutuhan nasional maupun internasional yang terintegrasi dengan
kawasan agropolitan.

Industri menggunakan bahan baku berupa biji buah kakao yang telah difermentasi dengan kapasitas input sebesar 35.000 ton/tahun. Selanjutnya dari bahan baku tersebut akan menghasilkan produk berupa cocoa powder dan cocoa butter dengan kapasitas output masing-masing sebesar 12.250 ton/tahun, serta by product berupa cocoa shell/husk dengan kapasitas output 10.050 ton/tahun.

Kakao merupakan komoditi andalan Kabupaten Polman. Lokasi indikatif di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, berada di tengah tengah keberlimpahan bahanbaku kakao.

Kurang dari 100 km jarak dari lokasi indikatif menuju sumber bahan baku kakao di sekitar Sulbar. Kakao dibudidayakan di hampir seluruh kecamatan di Polman dengan luas areal pertanaman 48.929,50 ha, dan
melibatkan petani sebanyak 46.554 Kepala Keluarga (KK) pada 8 Kecamatan yang merupakan sentra produksi kakao, yaitu Kecamatan Tubbi Taramanu, Bulo, Mapilli, Tapango, Luyo, Matangnga, Binuang, dan Anreapi.

Kabupaten Polman merupakan penghasil kakao terbesar di Sulbar dengan kontribusi sebesar 47 persen dari produksi kakao di provinsi ini, sehingga keberlimpahan bahan baku sebagai sumber rantai pasok industri sangat terjamin. (adv)

  • Bagikan