Kasus Impor Malaria Masih Ditemukan di Mamuju Tengah

  • Bagikan
SOSIALISASI. Nuryadin sosialisasikan penyakit menular melalui media elektronik lokal Mateng, beberapa waktu lalu.--dok.radarsulbar–

TOPOYO, RADAR SULBAR — Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju Tengah mengklaim angka kasus malaria di wilayahnya terus mengalami penurunan. Namun masih terdata adanya kasus malaria, tapi bukan murni terjadi di Kabupaten Sinjai, melainkan kasus impor dari Papua dan Kalimantan

Pejabat fungsional Dinkes Mateng Nuryadin, mengatakan, memang dua bulan terakhir terdapat kasus malaria. Penderita adalah warga Desa Kombiling Kecamatan Pangale, dan Tobadak. Sebelumnya dia memiliki riwayat perjalanan dari Papua. Tak lama tiba dari sana langsung positif malaria.

“Tapi sekarang sudah sembuh dan proses pengobatannya hanya menelan waktu 14 hari,” jelas Yadin, Kamis 16 Juni 2022.

Saat diketahui ada kasus, pasien langsung ditangani sesuai Standard Operating Procedure (SOP). Selanjutnya penegakan diagnosa. Usai pemeriksaan laboratorium diberikan obat anti malaria sesuai standar. Tak hanya itu, pihaknya juga langsung melakukan tindakan pencegahan dengan mengintervensi lapangan. Dilakukan penyelidikan epidemiologi dengan memeriksa lingkungan tempat penderita.

“Kami harus memastikan tidak adanya tempat perindukan nyamuk anopheles penyebab malaria. Seperti kubangan yang bersentuhan langsung dengan tanah,” jelasnya.

Petugas kesehatan juga memastikan tidak adanya penularan dengan pengambilan sampel darah, atau pemeriksaan malaria terhadap anggota keluarga serta warga terdekat dari rumah penderita.
“Ini yang kita lakukan pada penderita untuk mencegah penularan,” jelasnya.

Menurut Yadin, kasus malaria di Mateng sesungguhnya sudah Teratasi. Bahkan 2018 lalu, daerah ini masuk eliminasi malaria ditandai dengan adanya sertifikat dari Kemenkes. Kendati demikian warga perlu waspada dengan ancaman malaria impor dari luar daerah. Khususnya Kalimantan dan Papua. Olehnya warga yang pulang dari kedua daerah ini, sekiranya memeriksakan diri di Puskesmas setempat. Kesadaran tersebut sangat membantu membasmi potensi penularan malaria di daerah ini.

“Kita harus waspada sebab 90 persen kasus yang terjadi belakangan ini akibat perjalanan dari luar daerah,” tutup Yadin. (kdr/jaf)

  • Bagikan