Penanganan Pasca Bencana yang Tersisa Menunggu Dana Stimulan dan Relokasi

  • Bagikan
Bangunan kantor gubernur Sulbar rusak parah akibat bencana gempa magnitudo 6,2 di Sulbar, Jumat 15 Januari 2021 lalu.

MAMUJU, RADARSULBAR — Penanganan pasca bencana gempa magnitudo 6,2 di Sulbar, Jumat 15 Januari 2021 lalu, masih menyisakan banyak persoalan.

Mulai penanganan pengungsi di Dusun Aholeang dan Rui Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Majene, hingga belum jelasnya bantuan stimulan rumah rusak tahap II bagi korban gempa di Mamuju dan Majene.

Gebrakan Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Akmal Malik, pun sangat dinantikan. Untuk itu, Akmal Malik mengatakan, penanganan bencana gempa bumi yang belum selesai bakal menjadi catatan khusus. Apa yang terjadi, mesti dilihat secara komprehensif.

“Kita bersedih karena pandemi Covid-19 dan gempa bumi yang terjadi di Sulbar. Ekonomi kita kontraksi karena dilanda dua musibah itu,” kata Akmal, Kamis 19 Mei. Ia mengaku, bakal lebih dulu berkoordinasi ke semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, agar memahami betul apa yang terjadi di provinsi ini. Tidak hanya dengan penanganan bencana, tetapi semua persoalan yang terjadi. “Tidak ada pilihan, saat ini kita akan gunakan dana-dana daerah yang kita punya untuk pertumbuhan ke depan,” jelasnya.

Sementara, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulbar, Muhammad Idris mengakui, jika Pj Gubernur Sulbar telah memikirkan langkah apa yang akan dilakukan dalam menuntaskan persoalan tersebut.

“Kita juga akan konsultasikan efektif dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) terkait bantuan stimulan tahap II. Selama ini, memang terkesan melambat,” terang Idris.

Menurutnya, Pj Gubernur Sulbar sangat memberikan perhatian kepada penanganan gempa bumi. Hal itu, kata dia, bakal disampaikan ke pemerintah pusat agar ada solusi dari persoalan tersebut.

Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi mengaku, terus berharap bantuan stimulan tahap II bisa segera dikucurkan seperti halnya dengan tahap pertama. Ia mengaku, telah mengirim data-data penerima bantuan tahap II ke BNPB. Tinggal menunggu verifikasi dari BNPB. Apakah data tersebut bisa terakomodir semua atau tidak.

“Mudah-mudahan tahap dua bisa turun juga, karena data tahap kedua lebih banyak dibanding tahap pertama,” tandasnya.

Seperti diketahui, pengungsi Aholeang dan Rui masih tinggal di tenda darurat dan masih dalam kondisi begitu memprihatinkan. Warga masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya, utamanya terkait pelayanan kesehatan dan air bersih. Para pengungsi ini juga mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga secara seadanya, sebab banyak yang kehilangan lahan sebagai mata pencarian.

Di sisi yang lain, masih banyak korban yang rumahnya rusak berharap mendapatkan bantuan dana stimulan dari pemerintah pusat. Baik untuk kategori rusak ringan, sedang maupun berat. Mereka berharap, dana stimulan tahap II segera mengucur, seperti kucurnya dana untuk tahap pertama. (ajs/dir)

  • Bagikan