Keluarga Miskin Tinggal di Gubuk Reot, Butuh Perhatian Pemerintah

  • Bagikan
REOT. Kondisi rumah tempat tinggal Hadir yang sudah reot dan miring. --arif budianto/radarsulbar--

Selain itu merawat kebun miliknya dan milik orang yang dipercayakan padanya untuk digarap. Penghasilan Hadir ini sebagai penanak gula tidak seberapa bahkan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

“Biasanya lima hari pak baru ada Rp 100.000. Setiap hari kesana bikin gula merah dan biasanya menjelang magrib baru suami saya pulang karena jaraknya memang jauh 1,5 jam berjalan kaki dari sini,” terang Ratnawati.

Ia juga menyampaikan saat hujan turun anggota keluarganya tidur di ruang depan karena tempat lainnya sudah bocor.

Kondisi kehidupan keluarga ini memang sangat memrihatinkan, dari luar saja sudah terlihat bagian depan material dindingnya dicampur kayu, seng dan terpal yang sudah sobek juga dan sudah tampak miring karena materialnya juga sudah rapuh.

Kepala Desa Barumbung Syukur membenarkan keluarga Hadir sudah lama tinggal di gubuk reot tersebut. Ia mengaku Hadir adalah warga Asli Barumbung.

Ia juga mengungkapkan jika selama ini keluarga Hadir tidak tersentuh program pemerintah baik itu kesehatan dan bantuan sosial lainnya.

“Nanti keluarga ini dapat bantuan setelah saya menjadi Kades Barumbung. Saya berikan BLT karena selama ini keluarga ini tidak pernah dapat bantuan apa-apa. Saya tidak mengerti kenapa tidak diberi bantuan padahal keluarga ini sangat layak diberi bantuan,” ujar Syukur.

Kades yang baru terpilih ini juga mengatakan bahwa keluarga Hadir sudah mengusulkan untuk dimasukkan dalam data DTKS agar bisa mendapatkan bantuan. Kemudian juga diusulkan untuk mendapatkan jaminan kesehatan.

“Kita sudah usul ke Dinsos untuk dapat masuk ke DTKS agar bisa dapat bantuan sosial. Karena keluarga Hadir tidak pernah dapat demikian termasuk bantuan pendidikan untuk anaknya yang masih sekolah,” jelasnya.

  • Bagikan