Inovasi Green, Olah Limbah Plastik jadi Bahan Aspal Jalan

  • Bagikan

BONTANG, RADARSULBAR — PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) turut menjawab tantangan pelestarian lingkungan melalui pengelolaan limbah limbah plastik PET (Polyethylene terephthalate) yang dibuat menjadi bahan Aspal Beton Ramah Lingkungan atau yang dinamai Green Asphalt.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menjelaskan inovasi pengelolaan limbah Green Asphalt sebagai salah satu upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang telah dikembangkan sejak tahun 2020. Bertujuan untuk mengolah limbah plastik PET agar dapat digunakan sebagai campuran penguat aspal beton untuk infrastruktur jalan. Dalam prosesnya, limbah plastik PET bekas dari bungkus material produk maupun kemasan bahan baku produksi pupuk PKT akan dikumpulkan dan diproduksi melalui proses Asphalt Mixing Plant (AMP).

“Inovasi ini kami terus kembangkan untuk menjawab tantangan pengelolaan limbah plastik PET yang terdiri dari kemasan-kemasan bahan baku dan produk perusahaan agar dapat memiliki nilai guna tambahan. Salah satunya, adalah alih fungsi limbah plastik sebagai bahan campuran untuk infrastruktur jalan,”ujar Rahmad, Kamis 28 April.

Rahmad mengharapkan inovasi tersebur meningkatkan peran perusahaan dalam sustainable mobility, dimana Green Asphalt menjadi solusi produk sipil ramah lingkungan yang turut meningkatkan kualitas infrastruktur jalan untuk sarana transportasi penghubung.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai Rp68,5 juta ton dengan 17 persen atau sekitar Rp11,6 juta ton merupakan sampah plastik.

Selain itu, campuran aspal dengan PET pun telah diuji dapat meningkatkan nilai stabilitas aspal beton dari yang semula hanya berkisar 660 kg menjadi rata-rata 1.560 kg dan persentase rongga dalam campuran beton dari yang semula 5,78 persen menjadi rata-rata 4,43 persen atau menjadi semakin padat.

Kata dia, inovasi tersebut menjawab dua tantangan sekaligus, tidak hanya pencemaran limbah plastik yang dapat diminimalisir, tapi juga menurunnya intensitas pemeliharaan jalan dikarenakan kualitas aspal beton yang semakin baik.

Tercatat, sejak awal program diinisiasi di 2020 hingga bulan Juni 2021, PKT telah berhasil mereduksi sekitar 650 kilogram sampah plastik menjadi bahan campuran Green Asphalt yang telah digunakan di beberapa sarana dan prasarana jalan di area PKT diantaranya area perumahan dan jalan industri.

Inovasi yang dilakukan oleh PKT ini juga sejalan dengan visi Kementerian LHK mengenai peta penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali dengan prinsip ekonomi sirkular.

Dalam proses pengolahan Green Asphalt, PKT turut berkolaborasi bersama rekanan kerja perusahaan. Beberapa pihak yang turut dilibatkan dalam pengembangan diantaranya PT Wijaya Karya Pratama sebagai pelaksana proyek yang berlokasi di Bontang Utara, dan Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda untuk melakukan serangkaian pengujian yang diperlukan untuk implementasi program tersebut.

Rahmad menambahkan Green Asphalt saat ini sudah dalam tahap aplikasi berkelanjutan pada perbaikan jalan yang berada di kawasan PKT dan terus dilakukan observasi, namun jika nantinya teknologinya terus ditingkatkan, bukan tidak mungkin praktik ini dapat diterapkan secara massal di berbagai industri sebagai alternatif dalam metode pembangunan infrastruktur jalan.

“Kami optimis dan berharap bahwa dengan inovasi ini, PKT siap menjadi pelopor dalam pengolahan limbah plastik sebagai komoditas yang memiliki daya guna tambahan dalam prinsip ekonomi sirkular,” tutup Rahmad. (**)

  • Bagikan