BONTANG, RADARSULBAR—Berawal dari hobi menanam tanaman di pekarangan rumah, Asma, wanita asli Patobong, Sulawesi Selatan sukses mengembangkan bisnis herbal yang memiliki omzet tahunan hingga ratusan juta.
Usaha yang didirikan asma adalah ‘Makfirah Herbal,’ bergerak di bidang budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dengan produk turunan minyak urut, minyak kemiri, teh herbal, lulur tradisional, bibit toga hingga jasa eduwisata, dan spa.
Selain pengembangan obat herbal, ia juga mengembangkan usaha dengan bergerak pada pelayanan SPA dan lulur tradisional, bahkan katering olahan dari tanaman herbal, Jasa eduwisata.
Bahkan telah mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja Borneo Skill Sinergy dan Lembaga Kursus dan Pelatihan Bontang Herbal Course. Lembaga tersebut sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bisnis TOGA dan herbal. Rencananya, usahanya akan menginisiasi Rumah Herbal, guna memfasilitasi masyarakat mendapatkan pengobatan tradisional dengan ramuan herbal.
Sewajarnya, Makfirah Herbal telah mendapat simpati dari pemerintah, berbagai penghargaan sudah ia terima, diantaranya penghargaan Produktivitas Siddhakarya oleh Gubernur Kalimantan Timur, pada 2020, penghargaan Paramakarya dari Kementerian Ketenagakerjaan yang diberikan langsung oleh Wakil Presiden RI pada tahun 2021 lalu.
Asma pun berterima kasih sebab usaha serta pengembangan usaha herbal yang ia geluti terus mendapat dukungan dari PT Pupuk Kalimantan Timur. Dia pun mengaku bahwa Makfirah Herbal merupakan usaha yang menjadi binaan PKT, berkat binaan PKT kini Makfirah Herbal terus berkembang.
Menurutnya, usaha yang ia bangun tentu tidak seperti sekarang ini tanpa peran Ibu-Ibu yang turut bergabung dalam Makfirah Herbal. Ia melihat semangat Ibu-Ibu yang bergabung bersamanya sejalan dengan semangat Kartini menciptakan perempuan yang lebih berdaya dan mandiri.
Hingga saat ini, Asma bersama ibu – ibu lainnya telah berhasil membudidayakan lebih dari 200 jenis tanaman dan memproduksi produk herbal dari tanaman yang ditanam sendiri. Mereka mempelajari tanaman herbal dan meningkatkan nilainya menjadi produk-produk olahan berkualitas yang kini telah memiliki lebih dari 1.000 konsumen yang tersebar di lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia dari Sumatera, Maluku, hingga Papua. Hal itu telah membantu kaum ibu mengembangkan diri dan menjadi perempuan mandiri.
“Saya percaya, ibu-ibu tidak hanya memiliki peran yang sangat penting bagi keluarga, namun juga lingkungan, bahkan mampu turut menggerakkan roda perekonomian daerah,” katanya.
Kedepan, Asma bertekad untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Bontang. (*)