MAMUJU, RADAR SULBAR — Kebijakan Gubernur Sulbar Suhardi Duka terkait membaca buku menjadi syarat kelulusan siswa SMA dan SMK merupakan sebuah langkah inovatif dalam mendorong indeks literasi di Sulbar.
Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan (DPKD) Pemprov Sulbar Khaeruddin Anas mengungkapkan, Indeks literasi di Sulawesi Barat (Sulbar) pada tahun 2024 tercatat sebesar 63,65. Masih tergolong rendah dan berada di bawah rata-rata nasional (73,52). Sebagai upaya peningkatan indeks literasi di Sulbar, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mewajibkan siswa SMA/SMK membaca minimal 20 buku. Hal ini didukung melalui surat edaran gubernur.
“Sesuai SE Gubernur, anak-anak diwajibkan untuk membaca, karena terus terang indek literasi kita masih sangat rendah. Keterteringgalan ini harus dikejar, dengan upaya lebih kencang bekerja maka langkah dilakukan adalah bagaimana perpustakaan memiliki standar yang memungkinkan anak anak itu membaca dan mendapatkan akses buku bacaan umum dan bermutu,” ucap Khaeruddin.
Langkah yang dilakukan, DPKD terus mendorong akreditasi perpustakaan di setiap sekolah. Saat ini tercatat sudah 380 perpustakaan sekolah di Sulbar mendapatkan akreditasi. Melalui akreditasi, sekolah dapat memperoleh nomor registrasi yang memungkinkan mereka mendapatkan bantuan koleksi buku dari Perpustakaan Nasional.
Selain itu, akreditasi tersebut bertujuan agar perpustakaan sekolah memiliki standar nasional, baik dari segi ketersediaan koleksi bacaan maupun pengelolaannya. Khaeruddin membeberkan, beberapa perpustakaan sekolah hanya mengoleksi buku paket.
“Buku bacaan bermutu itu berbeda dengan buku paket. Buku bacaan yang baik bisa mendorong daya pikir, kreativitas, dan inovasi anak. Sekarang ini sekolah rata-rata tidak memiliki koleksi bacaan umum, dan itu menyulitkan pengembangan wawasan anak,” jelasnya.
Buku bacaan umum dimaksud termasuk yang disarankan gubernur seperti buku tentang Andi Depu dan Baharuddin Lopa. Tambahan referensi dari Khaeruddin adalah buku SDK Mendayung Dari Hulu yang memuat banyak kearifan lokal serta pesan moral yang bisa menjadi referensi bagi generasi muda. Rencana tahun ini DPKD melakukan pengadaan buku-buku tersebut.
Lanjut Khaeruddin, selain mendorong akreditasi, Dinas Perpustakaan juga memperluas akses baca melalui digitalisasi dan pembukaan pojok baca di ruang publik seperti bandara, hotel, dan kafe. “Kami telah distribusikan bahan bacaan di pojok-pojok baca dan terus diperbarui secara berkala,” ungkapnya.
Saat ini, koleksi Perpustakaan Sulbar buku digital yang dapat diakses oleh pelajar dan masyarakat sekitar 15.000 judul buku digital, terdiri dari 3.000 judul buku dari Perpusnas dan 2.500 dari Balai Bahasa. Masyarakat juga bisa mengakses jutaan buku melalui https://bintang.perpusnas.go.id. (jaf)