Literasi Informasi Jadi Kunci Kemajuan Daerah, DPKD Sulbar Gelar Bimtek
MAMUJU, RADAR SULBAR – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Sulbar kembali menegaskan pentingnya literasi informasi sebagai kunci kemajuan daerah dan bangsa. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi yang digelar Senin, 26 Mei, di Mamuju.
Kegiatan tersebut melibatkan para pengelola perpustakaan sekolah dari berbagai tingkatanserta para pegiat literasi. Hadir sebagai narasumber, Pustakawan Ahli Muda Perpusnas RI Hartoyo Darmawan, Pustakawan Utama Abdullah, serta Duta Baca Sulbar Muhammad Ridwan Alimuddin.
Kepala DPKD Sulbar, Khaeruddin Anas, menekankan bahwa rendahnya tingkat literasi menjadi salah satu akar masalah sosial di Sulbar.
“Sumber dari segala sumber pengetahuan tidak bisa tanpa membaca. Sekarang ini saya selalu mengatakan, Sulbar menghadapi kendala masalah literasi. Indonesia darurat literasi. Mungkin ini juga yang membuat keadaan tidak baik-baik saja,” ujarnya.
Khaeruddin membandingkan dengan negara-negara maju seperti Finlandia yang kemajuannya selaras dengan kualitas literasi masyarakatnya.
“Rata-rata negara maju karena literasinya juga maju. Kita tidak begitu memahami betapa pentingnya belajar dan membaca. Literasi harus diperkuat. Olehnya, kami mengambil peran bagaimana meningkatkan literasi,” tambahnya.
Menurutnya, literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi juga membentuk kesadaran dan perilaku yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
“Sulbar masih tergelut di kemiskinan ekstrem, stunting. Cara keluar dari masalah itu adalah memperkuat literasi. Tidak akan ada capaian tanpa merubah perilaku,” tegas Khaeruddin.
Senada, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Liviyanti Sampe Buntu, menekankan bahwa literasi informasi menjadi kompetensi yang tidak bisa ditawar di era digital ini.
“Literasi informasi adalah kemampuan penting yang harus dimiliki setiap orang dan dapat berkontribusi bagi kehidupan. Bukan sekadar pengetahuan formal, tetapi keterampilan seumur hidup,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa kemampuan memilah dan mengolah informasi yang sehat dan layak sangat penting di tengah derasnya arus informasi digital.
“Urgensi literasi informasi menjadi bekal penting, tidak hanya di dunia akademik tapi juga di masyarakat. Orang bisa bersaing di era saat ini dengan kemampuan literasi yang baik,” pungkas Liviyanti. (ajs).