Cermat Memilih

  • Bagikan

Oleh: M Danial 

HARI pencoblosan Pemilu 2024 tak cukup lagi sebulan. Namun banyak pemilih yang masih gamang menentukan pilihan Caleg maupun capres. Masih menunggu waktu yang tepat sampai hari-hari terakhir sebelum 14 Februari.

“Siapa kira-kira bagus dipilih kalau pencoblosan nanti? ,” seorang warga kepada temannya sesama pengemudi bentor (becak motor). “Pilih yang perhatian ke kita, yang suka membantu orang kecil seperti kita, yang tidak sombong,” jawab yang ditanya, panjang lebar. 

Percakapan dua pekerja sektor informal itu disela istirahat menunggu penumpang di salah satu pangkalan bentor di Wonomulyo, Selasa petang. Sebagaimana biasa mereka ngobrol berbagai hal, termasuk mengenai pemilu, caleg, Pilpres, sampai soal serangan fajar menjelang coblosan.

Dari percakapan singkat pengemudi bentor tersebut, bisa disimpulkan kesulitan yang dirasakan. Untuk menentukan pilihan dari puluhan, bahkan ratusan caleg yang terpajang nama dan gambarnya di baliho di berbagai tempat dan beredar di media sosial.  

Warga atau pemilih yang masih menimbang-nimbang pilihan punya alasan berbeda-beda. Hal itu wajar agar tidak sekedar memilih. Atau memilih karena ikut-ikutan, atau karena ada intimidasi, atau diberi uang, barang atau karena faktor lain yang mengabaikan kebebasan dan hak rakyat yang kedaulatannya harus dihormati.

Karena itulah penting bagi pemilih memiliki referensi untuk menentukan pilihannya. Mengetahui  rekam jejak caleg agar tidak seperti membeli kucing dalam karung yang tak jelas warnanya, apalagi kebiasaan si kucing.

Memastikan pilihan, khususnya terhadap caleg petahana perlu melihat kiprahnya sebagai wakil rakyat atau legislator selama ini. Istilah 5D yang disematkan kepada legislator di masa orde baru masih relevan saat ini. 5D adalah akronim Datang, Duduk, Dengar, Diam, Duit. 

Menilik kiprah dan kinerja anggota DPR / DPRD kerap juga terdengar komentar begini: datang (hadir) tidak menambah, tidak hadir pun tak mengurangi. Artinya, kehadirannya tidak lebih dari sekedar penggembira. Meramaikan deretan peserta rapat, namun tak memengaruhi kualitas pembahasan atau materi rapat-rapat di lembaga wakil rakyat itu. 

Anda bisa sekali-sekali datang ke DPRD melihat rapat-rapat di sana, perhatikan dari persiapan rapat dimulai. Jangan heran rapat sering tertunda karena menunggu kehadiran para yang terhormat. Jangan juga heran melihat banyak tumpukan dokumen di laci meja anggota dewan. Berdebu tak pernah tersentuh, alih-alih dibaca. Padahal dokumen berjilid-jilid itu dibeli dari uang rakyat.

“Ada juga anggota dewan rajin ke lapangan, alasan mengunjungi konstituen, atau memfasilitasi warga menyelesaikan urusan. Itu bagus, tapi harusnya diseimbangkan kehadiran di kantor mengikuti rapat atau agenda lain,” cerita seorang teman yang mengamati beberapa anggota dewan. 

Gambaran tersebut bisa menjadi referensi bagi pemilih, mengingat pelaksanaan tugas dan fungsi anggota dewan harus berjalan seiring. Yaitu fungsi legislasi (pembentukan peraturan daerah), anggaran, dan pengawasan. 

Menjelang pemilu 2024 para pemilih sangat perlu mengetahui dan mencermati rekam jejak para caleg sebagai referensi untuk memastikan pilihan.

Memang tidak mudah mengenali satu-persatu caleg yang jumlahnya banyak. Untuk memudahkan pencermatan, pemilih bisa mulai mengenali caleg yang sejalan dengan aspirasi politik pemilih secara pribadi. 

Sedangkan untuk mengetahui aspirasi politik secara pribadi, bisa mengidentifikasi hal yang menjadi kebutuhan pribadi dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. 

Intinya, untuk menjadi pemilih yang baik dan rasional, kita perlu memahami apa yang menjadi kebutuhan kita dan masyarakat. Selanjutnya, mencermati gagasan yang ditawarkan caleg. Langkah berikutnya adalah mencermati rekam jejak caleg. 

Adalah lumrah jika caleg menawarkan janji-janji manis tentang berbagai hal. Tak perlu heran juga dengan caleg yang menjanjikan ini akan melakukan itu, yang merupakan fungsi pemerintah. Bukan fungsi legislatif. Anggap saja calegnya terlampau bersemangat, semoga ditakdirkan lolos untuk membuktikan kredibilitasnya.

Kita perlu juga mencermati persolan hukum yang mungkin menjadi rekam jejak caleg, untuk memperkaya pertimbangan dalam menentukan pilihan yang terbaik. 

Mencari rekam jejak caleg di era digital sekarang bukan hal yang sulit. Penelusuran melalui media daring atau mencermati pernyataan-pernyataan caleg di sejumlah pemberitaan.  Selamat menanti hari pencoblosan dan memastikan pilihan terbaik. (*)

  • Bagikan