Dipolisikan, Prof.Zudan: Tak Boleh Dibalas Kebencian, Ketua DPRD Angkat Bicara

  • Bagikan

MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID –Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh angkat bicara soal dirinya yang diadukan ke kepolisian terkait video yang membahas filosofi burung.

Menurutnya, aduan yang menyeret namanya tidak perlu ditanggapi, apalagi jika dibalas dengan kebencian.

“Kebencian tidak boleh dibalas kebencian. Dia (Muh. Ahyar) adalah salah satu rakyat saya yang harus saya lindungi,” Saya fokus kerja saja. Saya ingin bekerja betul tulus untuk membangun dan memajukan Sulbar sehingga bisa sejajar dengan daerah lain yang maju,” ujar Prof.Zudan, Selasa, 8 Agustus 2023

Lagipula, soal filosofi burung, kata Prof Zudan sudah banyak muncul di media sosial dalam bentuk video dan berita sebelum Ia pakai sebagai analogi “dan respon masyarakat juga positif dan tidak mempermasalahkan,” tutup Prof.Zudan.

Terpisah Ketua DPRD Sulbar Suraidah Suhardi mengaku terkejut dengan berita PJ Gubernur dipolisikan.

Hemat Legislator Partai Demokrat ini, meskipun ia tidak berada dalam acara tersebut, namun dari video yang sempat beredar ia menilai filosofi yang disampaikan PJ Gubernur itu sangat positif untuk membangun chemistry. Hanya saja perlu dipahami Sulbar berbeda dengan daerah lain.

Dijelaskan, beragam suku dan budaya di Indonesia sehingga tidak semua hal yang diperbuat dan diucapkan itu dapat berterima di setiap daerah. Demikian Sulbar yang memegang nilai ke-mandar-an, maka filosofi yang disampaikan PJ Gubernur itu belum tentu dinilai positif bagi setiap yang mendengarkan. Buktinya belakangan mendapat kritikan atau dinilai berdampak buruk terhadap masyarakat, yang berarti filosofi itu tidak tepat disampaikan di forum terbuka seperti Coffee morning, apalagi jika dipublikasi melalui akun media sosial Pemprov Sulbar.

“Ke-mandar-an kita ini terkenal dengan budaya malaqbi; malaqbi kedo, malaqbi kana. Dan itu (filosofi burung,red) tidak pas. Walaupun memang kalau kita berpikir positif, itu bagus, tapi tidak tepat jadi guyonan pada acara coffee morning,” kata Suraidah.

Tetapi tak tepat pula jika hal demikian langsung diserahkan ke pihak kepolisian. Perlu dipahami Pj Gubernur baru beberapa bulan menjabat sebagai PJ Gubernur Sulbar. Tentunya membutuhkan masukan dari berbagai pihak tentang memahami Sulbar.

“Masih bisa saling Tabayyun,” kata Suraidah.

Hal disesalkan sebab video telah tersebar luas ke tangan-tangan generasi muda. Tetapi hal itu juga sudah ditindaklanjuti dengan permintaan maaf dari OPD yang bertanggungjawab serta menghapus atau menarik video tersebut dari akun media sosial Pemprov Sulbar.

Karenanya, lanjut Suraidah. Kisruh ini menjadi pembelajaran agar senantiasa menjaga tutur. Termasuk dirinya barangkali sebagai manusia tidak luput dari kesalahan.
“Saya juga mohon selalu diingatkan ketika saya lepas kontrol. Mari sama sama kita menjaga, saling menegur, bukan polisikan, banyak cara lain.” kata Suraidah. (jaf)

  • Bagikan