OPD Pasangkayu Ditantang Turunkan Stunting

  • Bagikan
PEMAPARAN. Wabup Pasangkayu, Herny Agus, dalam uji publik rancangan awal RKPD Pasangkayu 2024, Senin 30 Januari 2023.--Hasnur/Radar Sulbar--

PASANGKAYU, RADAR SULBAR – Angka stunting di Pasangkayu tahun ini, menjadi yang terendah dari enam kabupaten di Sulbar, yakni 25,77 persen. Turun tiga persen dari tahun sebelumnya.

Ada tekad tahun ini, untuk menurunkan lagi angka tersebut hingga dua kali lipat.
Untuk itu, Wakil Bupati (Wabup) Pasangkayu, Herny Agus, menantang para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pasangkayu untuk bisa menurunkan angka stunting.

Menurutnya, itu bukan hal mustahil sebab Pasangkayu memiliki sejumlah potensi yang bisa dimaksimalkan seperti, hasil tangkapan ikan dan tambak udang vaname. Jika potensi tersebut bisa dimaksimalkan untuk pemenuhan kebutuhan gizi keluarga, maka angka stunting bisa ditekan.

“Saya tantang para OPD dengan program-programnya tahun ini, bagaimana memaksimalkan potensi yang ada,” kata Herny, saat membuka konsultasi publik rancangan awal RKPD 2024, Senin (30/1).

Ia menyebutkan salah satu penyebab stunting di Pasangkayu adalah sarana sanitasi keluarga yang belum memadai, serta masih buruknya tingkat konsumsi gizi keluarga.

“Tahun ini kami memprogramkan bantuan pengadaan pipa jamban untuk masyarakat. Tinggal nanti desa membantu untuk pengadaan peralatan jamban lainnya,” sambungnya.

Ia menekankan bahwa, upaya menurunkan angka stunting membutuhkan kerjasama lintas sektor.

“Sudah menjadi kewajiban para pemangku kebijakan untuk menyiapkan generasi sehat. Generasi andal yang akan melanjutkan kepemimpinan,” sebutnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pasangkayu, Samhari mengaku, program penanganan stunting dilakukanya secara berkesinambungan. Seperti sosialisasi hidup sehat dan pemaksimalan penanganan kesehatan ibu dan anak sepuluh hari setelah melahirkan.

“Kami juga membangun sinergitas dengan pihak Kemenag Pasangkayu. Kami dilibatkan untuk sosialisasi tentang kerentanan pernikahan usia dini pada saat sidang pra nikah” jelasnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Pasangkayu, Suri Fitria menyebutkan, upaya pencegahan stunting tanun ini masih melanjutkan program sebelumnya, yakni program grebek smart kampung stunting dengan pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

“Agar pendetekasian keluarga berpotensi stunting bisa lebih efektif, diketehui melalui tingkat kesehatan rumah tangga, pola hidup, serta ketersediaan sanitasi yang memadai,” tandasnya.(nur/jsm)

  • Bagikan

Exit mobile version