Menanti Gebrakan Kakanwil Sulbar yang Baru

  • Bagikan

“Selamat menjalankan tugas, dan teruslah berkarya, Kedudukan dan jabatan bukan ukuran satu-satunya menjadi sukses. Sukses adalah terletak pada nilai-nilai pengabdian dan keteladan di tengah masyarakat,”.

Oleh: Muh Rusdi Nurhadi.SE
(Ketua Forum Pemuda Lintas Agama Sulbar)

Penggalan kalimat tersebut, disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat melantik 32 orang pejabat Pimmpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Agama. Di gedung HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (4/10/2022).

Salah satu pejabat yang dilantik, Syafrudin Baderung menjadi Kakanwil Kemenag Sulbar menggantikan Muflih B Fattah yang dimutasi ke Provinsi Gorontalo.

Dua program, dari 7 program prioritas Kementerian Agama Republik Indonesia, yang sedang digaungkan adalah moderasi beragama dan tahun toleransi. Tentunya program tersebut harus disikapi secara serius oleh insan Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Bila kita lihat ke belakang, apa yang telah dilakukan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, terhadap kedua program prioritas ini “masih kurang”, belum mendapat perhatian dari satuan kerja yang ada. Dan tentunya ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi nahkoda baru Kanwil Kemenag Sulbar.

Empat tahun terakhir indeks kerukunan umat beragama di Provinsi Sulawesi Barat mengalami penurunan. Setelah pada tahun 2019, Sulbar pernah mendapatkan penghargaan Harmoni Award 2019 dari Kemenag RI, sebagai daerah terukun kedua, setelah Kalimantan Utara.

Namun dengan berjalannya waktu, predikat itu tak dapat dipertahankan. Disini kita tidak mencari siapa salah dan siapa benar namun ini adalah kritikan agar dapat melakukan sebuah hal yang kongkrit sehingga indeks kerukunan umat beragama kembali di atas rata-rata nasional, bukan malah sebaliknya.

Kurang publikasi dan tidak terealisasinya kegiatan Kemenag Sulbar serta kurangnya pembinaan pada stakeholder terkait, menjadi indikator penyebab menurunnya angka indeks Kerukunan Umat Beragama.

Ini penting karena perbedaan terlihat pada sebuah karya dan tentu semua itu bertumbuh pada terobosan-terobosan Kanwil yang baru. Jangan sampai ekpektasi kita tidak berbanding lurus dengan kenyataan, sama saja jalan di tempat.

Mengingat Sulbar sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota Nusantara(IKN), maka mau tidak mau, kita harus memberikan dukungan, menjaga suasana yang damai dengan penuh toleransi serta menciptakan kerukunan umat beragama secara berkesinambungan agar pembangunan di IKN berjalan lancar.

Oleh karena itu, kehadiran Kakanwil Kemenag Sulbar yang baru diharapkan mampu berperan meningkatkan pelayanan dan pembinaan umat dengan melibatkan para aktor-aktor kerukunan. Pengurus FKUB, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan pihak keamanan,  serta tokoh pemuda lintas agama baik yang ada di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa/kelurahan.

Di tingkat desa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, terdapat 5 (lima) pilar utama yang memiliki potensi  melakukan pembinaan akan pentingnya memelihara dan menjaga kerukunan umat beragama di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Sulbar yang heterogen dan majemuk. Kelima pilar utama tersebut yakni Babinsa, Babinkantibmas, Kepala Desa/Lurah, Penyuluh agama dan Pemuda Lintas Agama.

Dalam catatan penulis, simpul-simpul kerukunan yang terbentuk di daerah masih sangat minim. Kemenag Sulbar baru memiliki 3 (tiga) desa binaan Desa Sadar Kerukunan dari 648 Desa/Kelurahan yang tersebar di 69 Kecamatan se-Sulbar. Sementara Kemenag Sulbar belum fokus pada kebijakan pembentukan dan pembinaan Desa Toleransi.

Penulis menganggap, kalaborasi antara pemerintah daerah dan Kementerian Agama sangat dibutuhkan untuk menambah dibentuknya Desa Sadar Kerukunan dan Desa Toleransi, sebagai desa percontohan penanaman nilai-nilai toleransi dan diharap mampu menjadi jawaban di tengah isu perbedaan yang kerap menjadi konflik.

Perbedaan kepercayaan beragama kerap sekali berpotensi menjadi konflik di tengah masyarakat. Dengan keberadaan desa-desa binaan tersebut diharapkan mampu meredam isu-isu intoleransi yang terjadi selama ini.

Selamat datang, Selamat Bekerja, Semoga sukses menjalankan amanah. (*)

  • Bagikan