Dorong Pemasaran Secara Digital di Mosso

  • Bagikan
SERIUS. Kelompok usaha Mosso Indah serius latihan pengeringan ikan terbang, Senin 3 Oktober 2022. -muh.mabrur/radarsulbar–

MAJENE, RADARSULBAR — Warga Kelurahan Mosso Kecamatan Sendana Kabupaten Majene yang menggeluti usaha pengeringan ikan terbang atau tuing tuing dilatih pemasaran secara digital. Termasuk memberikan pelatihan manajemen usaha, proses pengeringan dan pengemasannya. 

Pelatihan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dosen Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapertakan) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) di Kelurahan Mosso Kecamatan Sendana Kabupaten Majene, Senin 3 Oktober 2022

Dalam kegiatan ini, Tim PKM Fapetkan Unsulbar yang terdiri dari Muhammad Nur Ihsan, Muhammad Nur dan Tenriware menggandeng kelompok usaha pengeringan ikan terbang (tuing tuing) Mosso Indah. Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dari Kemendikbud Ristek melalui program kemitraan masyarakat.

Dosen Fapertakan Unsulbar Muhammad Nur mengatakan, warga dilatih dalam manajemen usaha ikan tuing-tuing yang melimpah di wilayah tersebut. Termasuk melatih dalam proses pengeringan dan pengemasan hingga dilatih cara pemasaran secara digital. Seperti memanfaatkan marketplace sosial media dan platform lainnya dengan jangkauan lebih luas.

“Pelatihan ini dilakukan agar sumber daya ikan terbang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Kami berharap produk ikan terbang ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas setelah masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan memproduksi olahan yang higienis sebelum dipasarkan,” kata Muhammad Nur.

Selain itu, tim PKM Fapetkan Unsulbar juga ini memperkenalkan inovasi alat pengeringan ikan tuing-tuing. Nantinya alat ini bisa digunakan oleh warga untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk mereka.

Ketua Kelompok Mosso Indah, Rasti mengatakan, edukasi seperti ini menambah wawasan masyarakat dalam pengemasan produk dan manajemen usaha. Selain itu, inovasi alat pengeringan tersebut sangat membantu dan bisa menampung lebih banyak ikan.

“Itu alat pengeringan bagus karena bisa tampung lebih banyak ikan. Kan biasanya hanya 300 an ekor, ini (alat pengeringan) bisa menampung hingga 600-1000 ekor ikan. Kalau hujan juga tidak khawatir karena ada penutupnya, jadi terlindungi,” kata Rasti.

Diharapkan pelatihan dalam manajemen usaha bagi warga pesisir ini terus ditingkatkan. Hal ini bertujuan guna meningkatkan ekonomi warga pesisir dengan sumber daya perairannya yang melimpah. (r2/mkb/jaf)

  • Bagikan