AIR TERJUN Kona merupakan salah satu ‘surga yang tersembunyi’ di wilayah Sulbar. Air terjun ini berada di balik pengunungan Desa Pullewani Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
LAPORAN: ARIF BUDIANTO, Polewali Mandar
Air terjun setinggi 20-an meter ini setiap hari ramai dikunjungi wisatawan lokal. Didominasi oleh muda-mudi yang penasaran dengan keindahan dan pesonanya. Air terjun ini tak jauh dari Sungai Mapi. Sungai yang airnya cukup deras dan sungainya lebar.
Destinasi ini menjadi salah satu titik favorit satu tahun terakhir. Setiap hari, ratusan pengunjung yang sengaja jauh-jauh datang ke tempat wisata ini hanya untuk menikmati kesejukan airnya dan berfoto di bawah air terjun ataupun bermain air di bawah air terjun yang indah ini.
Jarak tempuh dari jalan poros ttrans Sulawesi di Kecamatan Mapilli ke Desa Pullewani sekira satu jam dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Waktu tempuh terbilang singkat, jika dibandingkan sebelum adanya perbaikan jalan yang dilakukan Pemprov Sulbar dan Pemkab Polman. Dahulu, jarak tempuh dari Mapilli ke Tutar bisa memakan waktu hingga lima jam perjalanan.
Setalah sampai di Dusun Rattekallang Desa Pullewani, hanya butuh lima menit dengan berjalan kaki dari lokasi parkir kendaraan untuk menjangkau lokasi air terjun. Di perjalanan kita melewati jembatan gantung sepanjang 100 meter di atas Sungai Mapi yang menjadi akses warga ke kebun atau ke kota Kecamatan Tutar.
Akses jalan ke lokasi air terjun juga masih menggunakan jembatan bambu yang dibuat oleh pemuda setempat. Setelah hampir sampai di lokasi air terjun, terdapat mata air yang muncul dari bawah batu besar yang airnya sangat jernih dan dapat diteguk untuk menghilangkan rasa dahaga.
Selain untuk mandi dan berfoto, banyak pemgunjung yang menikmati manisnya buah durian sembari berendam di dekat air terjun. Durian Tutar saat ini melimpah dan buahnya manis-manis. Makan durian sambil berendam adalah salah satu cara menikmati durian yang dilakukan masyarakat, karena durian memiliki efek yang membuat suhu tubuh menjadi panas. Sehingga makan durian sembari berendam sangat nikmat bagi penggemar buah berduri ini.
Wisata air terjun Kona ini dikelola pemuda desa setempat bekerjasama Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Pullewani. Pengelola Wisata Air Terjun Kona Khaliq Mawardi mengatakan, setiap hari pengunjung ramai apalagi saat akhir pekan. Ada ratusan pengunjung yang memadati tempat wisata ini.
“Sangat ramai belakangan ini. Tadi (Sabtu akhir pekan kemarin) hampir ribuan orang yang datang kesini. Kami mengenalkan wisata ini pada tahun 2018, namun baru di 2020 mulai ramai pengunjung. Dan Alhamdulillah sempat masuk lima tempat wisata favorit 2020,” terang Khaliq Mawardi.
Pengunjung yang datang bukan hanya dari Sulbar, tapi ada juga dari daerah tetangga. Seperti yang baru-baru ini datang dari Kabupaten Barru, Enrekang dan daerah lainnya di Sulsel. Tiket masuk ke lokasi wisata ini sangat murah, setiap pengunjung hanya membayar Rp 3000 dan sudah bisa menikmati keindahan Air Terjun Kona.
Pemuda Desa Pollewani saat ini juga tengah berupaya menambah spot wisata baru dengan memasang fasilitas olahraga rafting di sungai besar. “Teman-teman dari Dinas Pariwisata Polman akan meninjau untuk menentukan apakah layak untuk pengadaan raftingnya,” jelasnya.
Salah satu pengunjung wisata, Erwin, mengatakan air terjun ini sangat eksotis apalagi banyak durian yang enak. “Seru sekali mandi di bawah air terjun karena saat kita turun langsung disambut embun hempasan air terjun dan agar tidak kedinginan kita menikmati keindahannya sambil makan durian,” ujarnya.
Ia menyarankan agar sarana tempat wisata ini dapat lebih ditingkatkan lagi seperti akses jalan, jembatan dan sarana MCK perlu diadakan serta tempat berganti pakaian. (***)