NAMANYA Sholah Athiyah, seorang insinyur pertanian asal kota kecil bernama Tafahna Al Asyraf di Provinsi Daqahliyah, Mesir. Setamat kuliah Sholah dan delapan temannya membangun bisnis peternakan unggas.
Oleh: Anfas (Direktur UT Majene)
Untuk dapat memulai bisnisnya, mereka menjual tanah dan perhiasan istri supaya dapat dijadikan modal. Bahkan sampai meminjam di bank agar bisnis dapat berjalan. Seiring waktu, mereka berharap bisa mengembangkan bisnis lebih besar lagi.
Sholah pun menyampaikan kepada teman-temannya, untuk mencapai tujuan tersebut mereka harus mengajak mitra baru sebagai rekan bisnis ke-10. Siapa mitra tersebut? Sholah menyampaikan kepada teman-temannya, mitra tersebut adalah Allah.
“Allah akan menjadi mitra bisnis kita yang ke-10. Allah akan mendapat 10% dari keuntungan bisnis kita. Dengan perjanjian, Allah yang akan memberikan perlindungan dan pemeliharaan, keamanan dari segala wabah penyakit,” jelas Sholah.
Kemana keuntungan mitra ke-10 akan dikirim? Tidak lain, yakni ke panti-panti asuhan dan kaum fakir miskin. Setelah sepakat, merekapun membuat kontraknya dan diserahkan kepada notaris, lengkap dengan peran-peran dari Sang Mitra ke-10.
Terbukti bahwa Mitra ke-10 mereka tidak pernah ingkar janji. Bisnis mereka meroket. Tidak hanya peternakan unggas, namun mereka juga telah mempunyai bisnis perkebunan. Hasil ternak dan kebun mereka jual ke berbagai kota di Mesir, bahkan ada yang diekspor ke negara lain.
Karena pesatnya bisnis yang mereka dapatkan, maka merekapun melakukan addendum terhadap kontrak mereka di notaris, keuntungan Sang Mitra ke-10 mereka naikkan dari 10% menjadi 20%.