Jaring Bakat Siswa, Disdikbud Polman Gelar Festival Bahasa Ibu

  • Bagikan
FOTO BERSAMA. Wabup Polman Hj. Andi Nursami Masdar foto bersama dengan peserta lomba festival bahasa ibu di ruang pola kantor Bupati Polman, Kamis 7 Agustus 2025. (arif budianto/radar sulbar)

POLMAN, RADAR SULBAR — Jaring bakat minat siswa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) gelar Festival Bahasa Ibu 2025 tingkat SD dan SMP di ruang pola kantor Bupati Polman, Kamis 7 Agustus.

Festival ini dibuka Wakil Bupati Polman Andi Nursami Masdar dan dihadiri Kepala Disdikbud Polman Andi Rajab, Kadis Perpusda Andi Mahadiana Jabbar, dan Kadispop Polman Andi Hizbullah Matsar.

Ketua panitia Nurwahida Ali membacakan laporannya dalam bahasa Mandar. Ada empat cabang yang dilombakan dalam festival bahasa ibu yakni mendongeng, cerpen, pidato, dan komedi tunggal.

Wabup Andi Nursami Masdar mengajak seluruh lapisan masyarakat menjadikan bahasa ibu khususnya bahasa Mandar menjadi bahasa keseharian. Menurutnya festival bahas ibu Ini bukan hanya festifal semata tetapi bagian dari perjuangan melawan kepunahan bahasa ibu.

“Saya menghimbau kepada guru dan kepala sekolah agar memberikan ruang penggunaan bahasa Mandar dimulai dalam hal-hal sederhana,” tandas Andi Nursami Masdar.

Pemda akan terus mendukung pelestarian Bahasa Mandar. Keterlibatan generasi muda dalam lomba dan kegiatan berbasis bahasa daerah menjadi upaya strategis dalam menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Mandar sejak dini.

“Saat ini kita menghadapi tantangan besar, semakin banyak anak-anak kita yang tidak lagi fasih, bahkan tidak mengenal bahasa daerah khususnya Mandar. Ini adalah alarm bagi kita semua orang tua, guru, dan pemerintah untuk segera bertindak. saya ingin menekankan dan mengimbau secara khusus kepada para guru dan kepala sekolah, agar memberi ruang dan dukungan bagi penguatan penggunaan bahasa Mandar di lingkungan sekolah,” terang Andi Sami.

Kepala Disdikbud Polman Andi Rajab Patajangi menyampaikan, bahas ibu akan dijadikan muatan lokal di sekolah. Misalnya ada satu hari khusus untuk bahasa daerah akan tetapi harus dilakukan FGD dulu untuk membahas bahasa apa yang akan digunakan sekaligus membahas kurikulumnya.

“Untuk festival bahasa ibu ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang berjenjang sampai ke tingkat pusat. Baru-baru ini siswa kita mewakili Sulbar ke tingkat nasional,” tandas Andi Rajab. (arf/mkb)

  • Bagikan