Pengaruh Global Warming: Panas Semakin Ekstrem, Dampaknya Dapat Merusak Tubuh Kita

  • Bagikan
Ilustrasi panas diterik matahari.

JAKARTA, RADAR SULBAR — Suhu bumi yang terus meningkat akibat pemanasan global kini mulai menunjukkan dampak yang semakin ekstrem.

Gelombang panas yang melanda berbagai wilayah di Indonesia dan dunia bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga mengancam kesehatan tubuh manusia secara serius.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu udara di beberapa kota besar di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai lebih dari 37°C.

Kondisi ini diperparah oleh kelembaban tinggi yang membuat tubuh lebih sulit mendinginkan diri melalui keringat.

Menurut para ahli kesehatan, paparan panas berlebih dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari dehidrasi, kelelahan panas (heat exhaustion), hingga serangan panas (heatstroke) yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Selain dampak langsung terhadap tubuh, suhu tinggi juga dapat memicu peningkatan polusi udara dan memperparah penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis.

Pemanasan global yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri, menjadi penyebab utama perubahan iklim ini.

Para ilmuwan dan aktivis lingkungan terus mendorong pemerintah dan masyarakat untuk mengambil tindakan nyata, seperti mengurangi emisi karbon, memperbanyak ruang hijau, dan beralih ke energi terbarukan.

Langkah Pencegahan

Untuk melindungi diri dari dampak suhu ekstrem, masyarakat diimbau untuk:

  • Menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari
  • Memakai pakaian yang ringan dan berwarna terang
  • Memperbanyak konsumsi air putih
  • Menggunakan pelindung seperti topi atau payung saat di luar ruangan

Kondisi ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan krisis yang sudah terjadi sekarang. Upaya bersama sangat dibutuhkan agar dampaknya tidak semakin meluas dan membahayakan generasi mendatang. (*)

  • Bagikan