POLMAN, RADAR SULBAR — Tingginya angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Sulawesi Barat kini menjadi perhatian serius pemerintah provinsi. Data terbaru mencatat peningkatan prevalensi stunting dari 30,3 persen menjadi 35,4 persen, sementara angka kemiskinan ekstrem mencapai 1,46 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 0,83 persen.
Sebagai respon cepat, Pemprov Sulbar menggelar Workshop Implementasi Program PASTI PADU (Pencegahan dan Penanganan Stunting & Kemiskinan Ekstrem Terpadu) di Kabupaten Polewali Mandar. Kegiatan ini bertujuan memperkuat komitmen lintas sektor dalam menangani dua isu krusial tersebut.
Hadir dalam acara ini Wakil Gubernur Sulbar Salim S. Mengga, Bupati Polewali Mandar Samsul Mahmud, dan Wakil Bupati Andi Nursami Masdar.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Hj. Nursyamsi Rahim, menekankan bahwa PASTI PADU bukan sekadar program tahunan, melainkan gerakan besar yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat hingga ke tingkat desa.
“Kita tak bisa lagi bersikap biasa-biasa saja. Akar masalah stunting dan kemiskinan hanya bisa diurai dengan kerja kolektif yang menyentuh langsung rumah-rumah warga,” ujar dr. Nursyamsi.
Sebagai langkah konkret, dua desa di Kabupaten Polewali Mandar ditetapkan sebagai lokus prioritas intervensi tahun ini, yakni Kelurahan Takatidung (Kecamatan Polewali) dan Desa Lampoko (Kecamatan Campalagian).
Gubernur Sulbar Suhardi Duka sebelumnya telah mencanangkan target besar, yaitu menjangkau 60 desa/kecamatan se-Sulawesi Barat sebagai sasaran Program PASTI PADU pada tahun 2026.
Program ini sejalan dengan dua prioritas utama pembangunan Sulbar di bawah kepemimpinan Suhardi Duka dan Salim S. Mengga (SDK–JSM), yakni Pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta Pembangunan sumber daya manusia unggul dan berkarakter.
Melalui sinergi lintas sektor kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, hingga sanitasi, Pemprov Sulbar mendorong agar setiap intervensi terasa nyata dan tepat sasaran di masyarakat.
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), PKK, Baznas, TNI-Polri, tokoh masyarakat, hingga aparat desa turut diajak bergerak bersama dalam satu visi: membangun masa depan anak-anak Sulbar yang sehat dan terbebas dari stunting.
“Kita harus bergerak lebih cepat dan lebih tepat. Tidak ada waktu lagi untuk menunda. Bersama-sama, kita bisa buktikan bahwa Sulbar mampu menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem secara nyata,” tegas dr. Nursyamsi.
Wakil Gubernur Salim S. Mengga juga menegaskan pentingnya menjadikan PASTI PADU sebagai simbol kerja bersama untuk membangun generasi emas Sulbar.
“Mari jadikan PASTI PADU sebagai semangat kolektif kita, agar anak-anak Sulbar tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang gemilang,” ujarnya penuh harap. (*)