MAMUJU, RADAR SULBAR – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus hadir sebagai solusi nyata dalam memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Komitmen pemerintah melalui BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program JKN ini terus menuai respons positif dari para peserta yang telah merasakan langsung manfaat dari program tersebut.
Salah satunya datang dari Hj. Ariani (65), seorang warga Mamuju, Sulawesi Barat, yang mengaku sangat terbantu oleh Program JKN selama menjalani proses perawatan atas gangguan kesehatan yang dialaminya.
Saat ditemui di kediamannya, Ariani membagikan pengalamannya mengenai penyakit yang sampai saat ini masih dijalani kontrol. Ariani mengungkapkan awalnya merasakan sakit yang cukup mengganggu di bagian pinggul. Berdasarkan keterangan yang didapatkan, Ariani dicurigai memiliki benjolan dalam pinggulnya.
“Saya mulai merasa sakit di bagian pinggul. Awalnya saya pikir cuma pegal-pegal biasa, tapi lama-kelamaan terasa nyeri yang menusuk, dan bahkan membuat saya kesulitan untuk bergerak bebas. Saat diperiksa, saya disarankan untuk melakukan CT Scan, karena dicurigai ada benjolan di bagian dalam pinggul,” ungkap Ariani, Rabu (21/05).
Selama menunggu jadwal untuk pemeriksaan CT Scan, Ariani sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju. Ia pun merasa bersyukur karena selama masa perawatan, semua pelayanan yang diterima sangat baik dari tenaga medis hingga fasilitas penunjang yang tersedia di rumah sakit tersebut.
“Alhamdulillah, saya merasa sangat terlayani dengan baik selama dirawat di rumah sakit. Ruangannya bersih, petugas kesehatannya ramah, makanan pasien juga diantar dengan teratur setiap hari. Semua pelayanan ini saya dapatkan dengan memanfaatkan Program JKN,” jelasnya.
Setelah hasil CT Scan keluar, diketahui bahwa penyebab rasa nyeri yang ia rasakan berasal dari kondisi syaraf terjepit. Mengetahui hasil tersebut, Ariani pun diarahkan untuk menjalani fisioterapi secara rutin sebagai bentuk penanganan medis lanjutan yang lebih tepat. Hingga saat ini, Ariani masih terus menjalani sesi fisioterapi sebagai bagian dari tindak lanjut pengobatan. Sejak saat itu, Ariani secara konsisten menjalani terapi tersebut, yang hingga kini masih terus dilakukan.
“Saya sekarang masih menjalani pengobatan fisioterapi, biasanya seminggu bisa dua sampai tiga kali, tergantung kondisi. Yang saya syukuri, semuanya masih ditanggung Program JKN. Saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun, padahal pengobatan seperti ini kalau ditanggung sendiri biayanya tentu tidak sedikit,” ucapnya.
Ariani pun menegaskan bahwa Program JKN telah memberinya rasa aman dan tenang, khususnya di usia lanjut yang lebih rentan terhadap gangguan kesehatan. Dengan adanya jaminan kesehatan ini, ia tak lagi merasa khawatir ketika harus berobat atau menjalani perawatan lanjutan.
“Saya merasa sangat terbantu, Program JKN ini benar-benar menenangkan hati. Saya tidak perlu bingung memikirkan biaya, tidak perlu ragu untuk berobat. Tinggal fokus untuk sembuh. Ini sangat membantu, terutama bagi lansia seperti saya,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program JKN. Menurutnya, program ini telah berjalan dengan baik dan memberikan manfaat besar, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan secara berkelanjutan. Ia bersyukur sebagai peserta Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU), iuran JKN telah otomatis terdebit dari gajinya tiap bulan.
“Terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah menjadi penyelenggara program ini dengan baik. Berbagai program pendukung yang dihadirkan juga semakin memudahkan peserta dalam mengakses layanan kesehatan saat dibutuhkan,” ungkapnya.
Ariani menitipkan harapan agar Program JKN dapat terus berjalan dan diperkuat, sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa merasakan manfaatnya secara langsung.
“Harapan saya, semoga Program JKN ini tetap berjalan bahkan semakin baik ke depannya. Agar masyarakat Indonesia, terutama yang kondisi kesehatannya menurun karena usia, bisa terus mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan tanpa beban biaya yang besar,” pungkasnya. (PN/rm/*)