Kemenag Mamuju Tengah Gelar FGD Deteksi Dini Konflik Keagamaan

  • Bagikan

MATENG, RADAR SULBAR – Kementerian Agama Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan” di Aula PLHUT Kemenag Mamuju Tengah.

Kegiatan ini diikuti oleh 56 peserta yang terdiri dari perwakilan Kantor Urusan Agama (KUA) se-Mamuju Tengah, Ketua Organisasi Keagamaan seperti MUI, Muhammadiyah, dan NU, serta Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mamuju Tengah, Nirwanasari Aras.

FGD ini diinisiasi oleh Bimas Islam Kemenag dan Densus 88 Antiteror Mabes Polri sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya laten intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET).

Selain itu, forum ini menjadi wadah komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah dalam mencegah potensi konflik sosial berbasis agama.

Kepala Kantor Kemenag Mamuju Tengah, H. Muhammad Dinar Faisal, dalam sambutannya menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai moderasi beragama sebagai langkah strategis dalam mencegah konflik keagamaan.

“Program Moderasi Beragama memiliki empat indikator utama: komitmen kebangsaan, toleransi beragama, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap kearifan lokal. Keempat indikator ini sangat relevan dengan tema FGD hari ini,” ujar Dinar.

FGD ini juga menghadirkan Kompol Sofyan Ansyari dari Densus 88 Mabes Polri sebagai narasumber utama, didampingi oleh Joko Santoso, mantan anggota Jamaah Islamiyah (organisasi terlarang). Kehadiran Santoso menambah dimensi baru dalam diskusi, khususnya dalam memahami cara kerja perekrutan dan penyebaran paham radikal.

“Pencegahan konflik sosial berbasis agama bukan hanya tanggung jawab Densus 88, tetapi tugas bersama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Kita bisa karena kita bersama menjaga keutuhan NKRI,” tegas Kompol Sofyan. (*)

  • Bagikan