Ia mengklaim telah berusaha menjadi suami yang baik dan memenuhi kebutuhan istrinya, termasuk menyediakan berbagai barang yang diminta, seperti gawai dan alat elektronik. Namun, menurutnya, luka dari masa lalu terus membayangi rumah tangga mereka.
“Segala kebutuhan saya usahakan untuk dipenuhi. Saya prioritaskan dia. Tapi kadang, meski sudah berusaha menyembuhkan, luka lama tetap membayangi,” ungkap Dika.
Ia pun mengungkap bahwa pernikahan mereka kini berada di ujung tanduk. Gugatan cerai sudah dilayangkan sejak awal Mei 2025, dan konflik ini turut berdampak pada kondisi keluarganya.
“Tanggal 2 Mei saya digugat cerai. Rumah orang tua saya tergadai, mobil tergadai, usaha saya juga ikut terdampak,” ujarnya.
Dika berharap kisah ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya soal pentingnya menyembuhkan luka batin sebelum memulai hubungan baru. Ia juga mengimbau masyarakat agar bijak dalam memberikan komentar.
“Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang. Banyak suami juga mungkin mengalami hal serupa tapi memilih diam. Karena sudah tayang, saya anggap ini bisa menjadi peringatan dan pembelajaran. Hati-hati dalam bersikap, termasuk saat berkomentar,” pungkasnya. (*)
