Gempa Guncang Poso dan Malunda, BPBD Sulbar: Warga Diminta Tak Panik

  • Bagikan
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Sulbar, M. Yasir Fattah.

MAMUJU, RADAR SULBAR – Dua gempa bumi mengguncang wilayah Sulawesi dalam kurun waktu kurang dari 12 jam. Gempa pertama terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, Kamis malam, 25 Juli 2025 pukul 21.06 WITA, dengan magnitudo 6,0 dan kedalaman 10 kilometer.

Disusul gempa kedua yang mengguncang Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat pagi, 26 Juli 2025 sekitar pukul 08.38 WITA dengan kekuatan 3,4 magnitudo dan kedalaman 3 kilometer.

Peristiwa ini sempat memicu kepanikan di kalangan warga, terutama di Mamuju, mengingat trauma masyarakat terhadap bencana serupa yang terjadi pada tahun 2021.

Menanggapi hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik. BPBD memastikan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan dan akan menyampaikan informasi resmi secara berkala guna menjaga ketenangan serta keselamatan masyarakat.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Sulbar, M. Yasir Fattah, mengatakan bahwa gempa di Poso cukup terasa di wilayah Mamuju dan sempat menimbulkan kekhawatiran.

“Atas kepanikan tersebut, kami langsung turun ke sejumlah titik kritis seperti Rumah Sakit Regional dan RS Mitra Manakarra untuk memastikan situasi dalam kondisi aman,” ujarnya, Jumat (26/7).

Yasir menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena episentrum gempa Poso cukup jauh dari wilayah Sulawesi Barat. Meski demikian, ia tetap mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan.

“Gempa di Poso terjadi akibat pergeseran sesar Poso, sementara gempa di Malunda disebabkan oleh aktivitas sesar Saddang. Jadi, kedua gempa ini berasal dari sumber yang berbeda,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Untuk informasi resmi terkait aktivitas kegempaan, masyarakat diminta merujuk pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atau BPBD.

“Tidak ada satu pun alat di dunia yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi. Namun dalam 3 hingga 5 menit setelah kejadian, kami bisa mengetahui lokasi dan parameter gempa di seluruh wilayah Indonesia,” tambah Yasir.

Sebagai upaya mitigasi, BPBD mengimbau masyarakat agar menjauhi bangunan tinggi, kaca, dan struktur miring saat terjadi gempa. Jika berada di dalam rumah, sebaiknya berlindung di bawah meja yang kokoh atau di samping lemari sambil melindungi kepala. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version