MAJENE, RADAR SULBAR – Para pedagang di Pasar Sentral Majene kembali dibuat resah setelah lima kios di lantai dua pasar dibobol secara bersamaan, Kamis malam, 19 Juni 2025.
Insiden ini menyoroti lemahnya sistem keamanan pasar, yang selama ini dinilai tidak sebanding dengan iuran yang dibayarkan pedagang setiap bulannya.
Aksi pencurian terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Pelaku diduga mencungkil dan merusak pintu lapak, lalu menggondol puluhan pakaian wanita dan anak-anak.
“Modusnya mendorong dan mencungkil pintu. Total ada lima ruko yang dibobol. Barang yang hilang didominasi pakaian. Kerugian ditaksir Rp 1,5 juta,” ujar Kasat Reskrim Polres Majene, AKP Laurensius M. Wayne, saat dikonfirmasi, Senin, 23 Juni 2025.
Namun, persoalan ini tak hanya soal kerugian materi. Para pedagang kini secara terbuka menyampaikan kekecewaan mereka terhadap sistem keamanan pasar. Mereka mempertanyakan efektivitas penggunaan dana iuran yang rutin disetor tiap bulan.
“Hampir tiap malam ada pembobolan. Yang paling parah ini, lima penjual sekaligus. Mana ini keamanan, tiap bulan kami bayar!,” keluh Fadilah, salah satu pedagang yang ditemui di lokasi.
Ia mengungkapkan, setiap pedagang dikenai iuran keamanan dan kebersihan sebesar Rp 7.000 per bulan, di luar retribusi kios dan los yang berkisar Rp 20.000 hingga Rp 40.000. Dengan ratusan kios dan los aktif, dana yang terkumpul cukup besar, namun menurutnya tak ada petugas yang berjaga saat malam hari.
“Kami ini rutin bayar tiap bulan, tapi kenyataannya tidak ada petugas yang berjaga saat malam. Kalau keamanan tidak bekerja, buat apa kami bayar,” ujarnya.
Para pedagang juga menyebut bahwa pencurian semacam ini telah berulang kali terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Sayangnya, belum ada tindakan tegas dari pihak pengelola pasar.
Mereka mendesak agar pengelola pasar dan instansi terkait segera mengevaluasi sistem keamanan serta menyampaikan laporan transparan terkait penggunaan dana iuran pedagang.
“Ini harus diaudit. Ke mana uang yang kami bayar tiap bulan? Jangan sampai kami terus-menerus jadi korban,” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pengelola pasar.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan penyelidikan masih terus berlangsung dan mengimbau para pedagang tetap tenang. (rur/mkb)