Cetak Sawah 4.070 Hektare di Sulbar

  • Bagikan
Ilustrasi cetak sawah. (dok PSP Pertanian)

MAMUJU, RADAR SULBAR – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menargetkan pembukaan lahan sawah baru seluas 4.070 hektare di Sulbar tahun ini. Program ini dikemas dalam skema Cetak Sawah Rakyat (CSR), dan akan berjalan beriringan dengan program Optimasi Lahan (Oplah) seluas 5.020 hektare.

Kepala Balai Rehabilitasi dan Manajemen Pertanian (BRMP) Sulbar, Repelita Kallo, menyampaikan bahwa realisasi dua program strategis tersebut akan menjadi lokomotif peningkatan produktivitas pertanian di Sulbar.

“Target ini tentu tidak bisa berjalan sendiri. Sangat dibutuhkan keterlibatan aktif dari banyak pihak, terutama Dinas Pertanian kabupaten, Dinas PUPR, dan aparat penegak hukum, khususnya dalam pengawalan proses kontrak SID hingga pelaksanaan konstruksi di lapangan,” ujar Repelita, saat audiensi bersama Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), kemarin.

Selain membahas target CSR dan Oplah, BRMP juga menyampaikan kendala dalam pelaksanaan program Luas Tambah Tanam (LTT), khususnya di Kabupaten Polewali Mandar. Salah satu persoalan yang masih membebani petani adalah sedimentasi di Sungai Matakali, yang kerap menyebabkan banjir dan merendam sekitar 300 hektare lahan sawah saat curah hujan tinggi.

Menyikapi hal itu, Gubernur SDK memastikan, normalisasi Sungai Matakali akan dituntaskan pada 2025. Tak hanya itu, Pemprov Sulbar juga akan memprogramkan pembangunan ulang saluran induk irigasi di Desa Paku, Kecamatan Binuang, pada 2026.

“Saluran induk ini penting karena menjadi jalur utama air ke sawah-sawah warga yang luasnya sekitar 660 hektare. Ini harus kita jaga agar pasokan air pertanian tidak terganggu,” tegas SDK.

Ia menambahkan, pembenahan infrastruktur irigasi merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemprov Sulbar dalam mendukung ketahanan pangan nasional. SDK juga menekankan pentingnya sinergi antarlembaga agar pelaksanaan CSR dan Oplah benar-benar menyentuh kebutuhan riil petani di lapangan.

“Normalisasi saluran dan optimalisasi lahan ini tidak hanya soal produksi, tapi juga keberlanjutan pertanian. Kita ingin petani bisa tanam lebih dari sekali setahun, bisa meningkatkan indeks pertanaman,” pungkasnya.

Dengan target ambisius di tahun 2025, Sulbar kini tengah menyiapkan lintas dukungan dan langkah-langkah konkret agar dua program unggulan Kementan ini dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. (ajs)

  • Bagikan

Exit mobile version