Tinjau Jembatan Putus di Tapua, Bupati Polman Janji Bangun Jembatan Darurat Hingga Usulkan Anggaran Rp 6 Miliar

  • Bagikan
TINJAU. Bupati Polman Samsul Mahmud bersama Kadis PUPR, Kepala BPBD dan anggota DPRD Polman Aksan Maulana meninjau kondisi jembatan Tapua yang putus pasca banjir, Senin 16 Juni 2025.

POLMAN, RADAR SULBAR — Bupati Polewali Mandar (Polman), Samsul Mahmud, didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Ismail Husain dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muh Faizal Kato serta anggota Fraksi Golkar asal Kecamatan Matangnga, Aksan Maulana meninjau kondisi jembatan Tapua yang putus akibat banjir besar beberapa waktu lalu, Senin 16 Juni.

Jembatan ini merupakan akses utama warga, putusnya jembatan penghubung antara Kecamatan Tapango dengan Desa Tapua dengan Ba’ba Tapua. Sehingga menyebabkan aktivitas ke fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, dan pelayanan publik lainnya menjadi terganggu.

Pasca putusnya jembatan tersebut, warga terpaksa menggunakan rakit sebagai sarana transportasi alternatif hingga pembangunan jembatan rampung.

Bupati Polman Samsul Mahmud mengatakan untuk penanganan saat ini akan dibangun jembatan darurat sambil menunggul pembangunan jembatan permanen.

Selain itu, Pemkab Polman telah mengajukan surat keputusan (SK) kepada BPBD Provinsi Sulawesi Barat agar pembangunan jembatan Tapua dapat segera direalisasikan melalui anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Provinsi Sulbar.

“Pembangunan jembatan ini sangat mendesak. Oleh karena itu, kami telah mengusulkan ke BPBD provinsi agar dapat menggunakan dana BTT sekitar Rp6 miliar. Kami harap pembangunannya bisa dimulai tahun ini,” kata Samsul Mahmud.

Selain itu bentuk respons cepat, Bupati Polman juga menurunkan alat berat miliknya untuk membuka akses jalan sementara. Selain itu, Pemkab Polman turut memberikan bantuan bronjong guna memperkuat struktur tepi sungai dan meminimalisir kerusakan lanjutan.

Sementara itu, Anggota DPRD Polman dari Fraksi Golkar, Aksan Maulana, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut mengatakan bahwa kondisi ini berdampak pada sekitar 1.000 jiwa yang tersebar di empat dusun.

“Jembatan ini sangat vital karena menjadi satu-satunya akses keluar masuk warga. Di wilayah ini juga terdapat dua sekolah dasar, satu SMP, kantor desa, dan juga Polsek,” tandasnya. (mkb)

  • Bagikan