MAMUJU, RADAR SULBAR – Natan Pamirring (53), Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Imigrasi kelas II Non TPI Mamuju, sembuh dari jantung koroner dan gerd berkat jaminan oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Natan mengungkapkan pernah menggunakan layanan Program JKN dari BPJS Kesehatan saat dirinya sakit jantung koroner. Kala itu ia mengakui tidak terlalu menghiraukan kesehatannya, hingga akhirnya ia terkena serangan jantung mendadak dan harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
“Saat itu awalnya saya menghirup aroma LPG bocor, kemudian dada terasa sakit seperti tertindis dan susah bernafas hingga akhirnya dilarikan ke IGD Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Barat,” ungkapnya, Rabu (11/06).
Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, ternyata ia di diagnosa dokter mengalami jantung koroner. Sehingga mengharuskan Natan untuk melakukan rawat inap selama empat hari.
“Awalnya saat dada sakit di IGD itu belum diketahui sakitnya. Kemudian dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan di ICU dengan CT Coronary Angiography akhirnya ketahuan kalau saya terkena jantung koroner,” jelasnya.
Sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), ia telah lama menjadi peserta JKN. Sehingga ia tidak khawatir lagi apabila terkena sakit mendadak seperti yang pernah dialaminya. Natan juga bersyukur dengan menjadi peserta JKN, dirinya tidak perlu mengkhawatirkan masalah biaya berobat lagi.
“Puji tuhan saya tidak membayar sama sekali selama berobat menggunakan BPJS Kesehatan. Tidak ada tambahan biaya juga selama melakukan kontrol hingga sembuh,” ucapnya.
Selama melakukan kontrol, Natan juga mengalami kejadian unik. Karena dirinya dinyatakan sudah sembuh dari jantung koroner tetapi dadanya masih terasa sakit saat kontrol, hingga akhirnya ada sakit lain yang dialami oleh Natan.
“Pada saat kontrol itu saya masih merasakan sakit di dada, tapi hasil pemeriksaan jantung tidak ada yang bermasalah. Hingga akhirnya dokter menduganya saya mengalami sakit asam lambung (gerd). Setelah minum obat asam lambung pada kontrol berikutnya dada saya tidak sakit lagi,” ceritanya.
Natan menceritakan lebih lanjut bahwa dirinya adalah perokok berat sebelum terkena jantung koroner. Setelah ia terkena sakit jantung itu, akhirnya Natan berhenti merokok berkat hikmah dari sakitnya tersebut.
“Selama setahun saya perokok berat, hingga akhirnya terkena sakit jantung koroner. Setelah terkena jantung koroner ini saya berhenti total tidak merokok lagi,” sambungnya.
Ia juga menyarankan masyarakat yang belum terdaftar ke dalam Program JKN untuk segera mendaftar, karena menurutnya banyak manfaat yang akan diperoleh oleh peserta JKN apabila sudah menjadi peserta.
“Selain untuk jaminan kesehatan ketika sakit, menjadi peserta JKN aktif juga bisa menjadi pegangan untuk berjaga-jaga ketika sehat, karena kita tidak tahu kapan penyakit itu datang kembali,” lanjutnya.
Natan juga menambahkan terkait dengan pelayanan yang ia dapatkan selama menjalani rawat inap di rumah sakit dilayani dengan baik mulai dari perawat hingga dokternya. Proses administrasi menurutnya juga sangat mudah untuk diurus keluarga yang mendampingi.
“Dokter jantung sangat baik dalam melakukan pemeriksaan, setiap keluhan ditangani dengan baik hingga saat ini saya bisa sembuh kembali,” ujarnya.
Selain itu, Natan juga berharap pelaksanaan Program JKN ini terus disempurnakan, terutama untuk penyediaan obat bagi penderita penyakit kronis di RS Provinsi Sulawesi Barat.
“Hanya saja bagian penyediaan obat rutin yang harus dimaksimalkan lagi karena beberapa kali masih adanya stok obat kosong ketika datang untuk berobat. Padahal obat itu sudah menjadi hal yang wajib untuk dikonsumsi,” tutupnya. (PN/af)