MAKKAH, RADAR SULBAR —Sejumlah tantangan besar yang dihadapi dalam layanan kesehatan haji tahun ini, khususnya menjelang puncak ibadah wukuf di Arafah.
Anggota Amirull Hajj Taruna Ikrar, menyampaikan selaku anggota Amirul Hajj Bidang Kesehatan dan Pengawasan Obat. mengawal aspek kesehatan jemaah haji Indonesia.
Selian jemaah haji Indonesia tahun ini mencakup sekitar 25 persen dari total jemaah haji dunia. Jumlah ini merupakan yang terbesar dibanding negara lain. Dan data terakhir 115 jamaah meninggal dunia, Taruna mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam penyelenggaraan layanan kesehatan haji:
- Suhu ekstrem di Arab Saudi yang diperkirakan mencapai 45-50°C.
- Tingginya proporsi jemaah lanjut usia, hampir 50 persen dari total jemaah Indonesia.
- Perubahan regulasi dari Pemerintah Arab Saudi yang berdampak pada sistem pelayanan kesehatan.
“Tantangan ini semakin berat karena jumlah tenaga kesehatan masih belum ideal. Dengan 221 ribu jemaah, seharusnya tersedia lebih dari 2.000 tenaga kesehatan. Namun saat ini, jumlahnya baru sekitar 1.050 orang,” jelas Taruna.
Tenaga kesehatan ini terdiri atas dokter, perawat, serta tenaga nonmedis pendukung.
Cuaca Ekstrem dan Risiko Kesehatan
Taruna menekankan bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti dehidrasi dan heatstroke, terutama bagi jemaah lansia dan yang memiliki penyakit penyerta.
“Situasi di Arafah dan Mina sangat padat dan panas. Bagi jemaah dengan kondisi fisik yang lemah atau memiliki komorbid, ini tantangan yang sangat berat,” ujarnya.
Himbauan untuk Intensifkan Promkes
Menghadapi berbagai risiko tersebut, Taruna mengimbau agar petugas kesehatan haji mengintensifkan promosi kesehatan (promkes) dan melakukan pendampingan medis aktif terhadap jemaah, terutama lansia.
“Pendampingan medis dan edukasi kesehatan harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus agar jemaah lebih siap dan terjaga kesehatannya,” tegas Taruna.
Kunjungan ini juga dihadiri oleh Dirjen Kesehatan Haji dan Direktur Layanan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, yang turut mendengarkan aspirasi dari para dokter dan tenaga kesehatan di lapangan. (*)