MAJENE, RADAR SULBAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat menggelar apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana di Stadion Gelora Mandar, Rabu 28 Mei 2025. Apel ini dirangkaikan dengan simulasi penanganan bencana sebagai bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana.
Apel Kesiapsiagaan Bencana tahun 2025 dipimpin langsung Gubernur Sulbar, Suhardi Duka. Turut hadir kepala daerah tingkat kabupaten, dari unsur TNI, Polri, BPBD dari berbagai kabupaten, hingga masyarakat sipil. Mereka bersama-sama mengikuti latihan menghadapi kondisi darurat.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan sesuai Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Selain itu kegiatan ini juga sesuai Peraturan BNPB tentang penyusunan rencana kontinjensi, yang merupakan bagian dari rencana penanggulangan kedaruratan.
“Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana. Kemudian untuk menguji rencana kontijensi dalam penanggulangan bencana yang nantinya akan berubah menjadi Ren Ops pada saat terjadi tanggap darurat,” kata Yasir Fattah.
Ia menambahkan, tujuan lainya adalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan tim penanggulangan bencana dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Serta untuk peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat.
“Kegiatan gladi kesiapsiagaan dilaksanakan dengan simulasi bencana Rekon Gempa dan dan tsunami. Simulasi ini melibatkan peserta dari TNI/Polri, BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten se-Provinsi Sulawesi Barat, OPD Teknis, Pemerintah Desa, Kelurahan, Perguruan Tinggi, Pelajar dan Masyarakat. Sebanayak 450 Orang,” urai Yasir Fattah.
Di tempat sama, Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, menegaskan kesiapsiagaan lintas sektor penting dilakukan karena bencana dapat terjadi kapan saja tanpa aba-aba.
“Oleh karena itu, mitigasi salah satunya adalah kesiapsiagaan. Yang pertama harus siap siaga adalah petugas kebencanaan, dan hari ini kita latihan bersama seluruh petugas. Karena penanganan bencana itu lintas sektor, melibatkan TNI, Polri, BPBD, bahkan masyarakat. Kita juga pastikan pemerintah provinsi memiliki cadangan yang siap kapan saja, misalnya makanan, jika terjadi bencana,” ujar Gubernur. (*)