Beratkan Orang Tua Siswa, Kepsek Diminta Tak Layani Penyewaan VR

  • Bagikan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar Andi Rajab Patajangi

POLEWALI MANDAR, RADAR SULBAR — Kepala sekolah (Kepsek) diminta untuk tidak melayani dan mengakomodir jika ada oknum yang datang ke sekolah untuk penyewaan alat perangkat Virtual Reality (VR) atau kaca tiga dimensi. Karena penyewaan tersebut memberatkan orang tua siswa.

Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Andi Rajab Patajangi terkait maraknya oknum tertentu mendatangi sekolah untuk penyewaan alat pembelajaran kaca mata tiga dimensi. Disdikbud Polman tak memberikan rekomendasi karena dinilai akan memberatkan orang tua siswa.

Kadisdikbud Andi Rajab bahkan meminta agar sekolah tidak melayani jika hal itu memberatkan siswa. Apalagi tidak semua kondisi ekonomi orang tua siswa sama. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa sekolah yang ditawarkan menolak.

“Karena banyaknya laporan maka dinas akan membuat surat imbauan ke sekolah agar tidak melayani apabila ada yang menawarkan program pembelajaran VR tersebut,” tegas Andi Rajab, Rabu 21 Mei 2025.

Ditempat yang sama, Staf Bidang Sarpras Disdikbud Polman Ahmad Mutakkabbir menjelaskan bahwa pengadaan VR yang diadakan Bidang Sarpras memang diperuntukkan untuk tahun ajaran baru. Pengadaan alat VR ini diadakan diakhir Desember tahun 2024 lalu.

Senada dengan staf Bidang Mutu Disdikbud Rusdy menyampaikan peruntukan VR ini untuk guru ditahun ajaran baru untuk mendukung program visi misi Bupati Polman menciptakan suasana nyaman dan asik bagi siswa.

“VR ini akan dibagikan kepada sekolah yang akan dijadikan percontohan. Program pembelajaran visual ini akan membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga akan menjadi contoh bagi sekolah lainnya,” tandas Rusdy.

Sebelumnya di beberapa sekolah melakukan dugaan pungutan sebesar Rp 25.000 kepada siswa untuk penggunaan perangkat Virtual Reality (VR). Berdasarkan informasi yang dihimpun penyewaan VR kepada siswa Sekolah Dasar (SD) ini menyasar beberapa sekolah di Polman. Untuk dapat menggunakan VR tersebut siswa harus membayar Rp. 25.000 untuk satu kali pakai.

Salah satu orang tua siswa di Kecamatan Anreapi mengungkapkan bahwa program penggunaan VR di sekolah ini memberatkan. Karena tidak semua siswa memiliki kondisi ekonomi yang sama. Sehingga anak yang tidak memiliki orang tua dan yang kondisi ekonomi orang tua orang yang tidak punya memilih tidak ke sekolah saat kegiatan itu berjalan. (arf/mkb)

  • Bagikan