Jaga Ekosistem Laut Tetap Lestari, Ini Aksi Nyata BRI Menanam – Grow and Green di Pulau Kapoposang

  • Bagikan

KEPULAUAN PANGKEP, RADAR SULBAR – Laut biru yang terbentang luas, karang-karang cantik, hingga kehidupan biota laut yang melimpah menjadikan Indonesia bak surga bawah laut yang mempesona. Disinilah, manusia memiliki peran besar dalam merawat alam bahari tersebut. karena ketika alam dijaga dengan baik, maka ia pun tak segan memberi kembali kebaikannya.

Keyakinan inilah yang juga tumbuh di tengah masyarakat lokal Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Berbagai kelompok seperti , Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Pulau Kapoposang, Kelompok Rehabilitasi Karang Web Spider, kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) dan Kelompok Pelestari Kehati Bahari Lestari.

Kelompok-kelompok ini bertugas antara lain melakukan pengawasan penangkapan ikan yang marak dilakukan oleh nelayan luar dengan menggunakan bom dan bius di daerah pulau kapoposang serta membantu penanganan telur penyu di perairan Kapoposang.

POKDARWIS Kapoposang misalnya, terbentuk dari kesadaran akan pentingnya menjaga laut, kelompok ini dibentuk pada tahun 2024. Dalam waktu singkat, kelompok ini telah tumbuh hingga memiliki 33 anggota aktif yang berkomitmen terhadap pelestarian alam.

“Kami melihat potensi besar dalam pariwisata bahari, mulai dari snorkeling, diving, hingga wisata budaya. Sayangnya, pesona Kapoposang ini belum banyak dikenal masyarakat luas. Karena itu, kami bertekad untuk memperkenalkan pulau ini lebih luas sambil tetap menjaganya dari kerusakan,” ujar Abdul Rauf, salah seorang anggota POKDARWIS Pulau Kapoposang.

Aksi kepedulian terhadap alam pun juga ditunjukkan oleh Kelompok Rehabilitasi Karang Web Spider Pulau Kapoposang, yang berdiri tahun 2019 dan kini memiliki 21 anggota aktif. Kelompok ini mulanya terbentuk melalui kerja sama antara BKKPN Kupang Satuan Kerja Kapoposang dan pemuda lokal yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi alam bawah laut.

“Kelompok ini hadir sebagai respon atas kerusakan terumbu karang akibat praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bom dan bius oleh nelayan dari luar pulau. Kami juga rutin melakukan monitoring ekosistem di wilayah Taman Wisata Perairan Kapoposang untuk memastikan keamanan dan kelestarian laut di sini,” jelas Umar, Ketua Kelompok Rehabilitasi Karang Web Spider Pulau Kapoposang.

Terbantu Lewat BRI Menaman – Grow & Green: Coral Reef

Selain peran aktif dari berbagai kelompok masyarakat, Pulau Kapoposang pun juga mendapatkan perhatian khusus dari pihak BRI melalui program BRI Menanam – Grow & Green. Abdul dan Umar menceritakan bahwa awal mula keterlibatan mereka dalam program ini terjadi pada tahun 2023, saat diadakannya diskusi terbuka yang diinisiasi oleh BRI dan Yayasan Ekonomi Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia (YEKHALI) di Pulau Kapoposang.

Abdul mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan manfaat yang besar dengan adanya program BRI Menanam – Grow and Green di Pulau Kapoposang. Melalui kegiatan transplantasi karang, pelatihan rescue dan sertifikasi pemandu wisata, program ini memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat setempat.

“Khususnya bagi anggota kelompok yang terlibat, program ini juga memberikan pengetahuan baru tentang rehabilitasi terumbu karang, pertolongan pertama, serta kemampuan dasar sebagai pemandu wisata. Semua pelatihan ini tentunya menjadi bekal penting untuk mendukung pelestarian laut sekaligus membuka peluang dalam sektor pariwisata bahari di Pulau Kapoposang,” imbuh Abdul.

Pada kesempatan terpisah,  Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa program BRI Menanam – Grow & Green: Coral Reef di Pulau Kapoposang menjadi contoh nyata upaya BRI dalam menjaga ekosistem laut yang berkelanjutan. Program ini juga diharapkan mampu mendorong perekonomian masyarakat setempat.

Di pulau ini BRI Peduli melakukan transplantasi 1.500 fragmen terumbu karang menggunakan 100 unit reef star di area seluas 1.000 meter persegi, sebagai bentuk nyata pemulihan ekosistem bawah laut. Masyarakat setempat juga dibekali kemampuan teknis melalui sertifikasi Rescue Diver, EFR, dan CPR berstandar PADI untuk 10 peserta, serta sertifikasi Pemandu Wisata Selam berstandar BNSP bagi 15 orang.

Untuk menunjang aktivitas ini, BRI pun menyediakan peralatan selam lengkap yang siap digunakan masyarakat dalam kegiatan wisata. Program ini juga mengajak warga terlibat dalam kegiatan edukatif seperti penyelamatan penyu, pembersihan pantai, hingga pelepasan tukik ke laut.

“Kami terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan ekosistem laut sebagai aksi nyata BRI dalam memerangi perubahan iklim. Semoga kegiatan transplantasi karang yang sedang berjalan dapat memberikan manfaat bagi keberlanjutan dan kelestarian alam, khususnya ekosistem laut di Pulau Kapoposang. Program ini juga harapannya bisa membantu mendorong ekonomi masyarakat setempat”, tegasnya.

Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli menggandeng mitra pelaksana Yekhali dan masyarakat lokal menggelar serangkaian kegiatan konservasi kelautan yang berpadu dengan pelatihan berbasis kompetensi. 

Pulau Kapoposang merupakan salah satu dari empat titik pelaksanaan nasional program BRI Menanam – Grow & Green: Coral Reef. Sejak tahun 2023, program ini telah menjangkau lebih dari 50 orang anggota kelompok masyarakat di empat lokasi, yaitu Maratua (Kalimantan Timur), Karampuang (Sulawesi Barat), Gili Matra (Nusa Tenggara Barat), dan Kapoposang (Sulawesi Selatan). Secara keseluruhan, BRI Peduli telah melakukan transplantasi lebih dari 5.448 fragmen karang di area konservasi seluas 0,44 hektare, menggandeng 10 kelompok lokal dan memperkuat kapasitas komunitas bahari dengan pelatihan berstandar nasional dan internasional. (*)

  • Bagikan