KALSEL, RADAR SULBAR – Bulog diwajibkan menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500/kg, tanpa terkecuali.
Hal ini ditegaskan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan saat menghadiri panen raya dan serap gabah di Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa, 18 Maret 2025.
Mentan mengatakan, setelah mendengar langsung keluhan petani di Kabupaten Tanah Laut terkait Bulog yang jarang turun ke lapangan dan sulit dihubungi, padahal memasuki musim panen.
“Saya kecewa dengan Bulog hari ini. Petani menunggu kepastian harga di sawah, tapi Bulog malah menunggu di gudang. Ini nggak bisa dibiarkan! Semua sektor harus bergerak cepat, nggak ada alasan. Bulog wajib serap gabah any quality, dan kalau ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik minggir!” tegas Mentan Amran di hadapan ribuan petani dan pemangku kepentingan.
Mentan menegaskan bahwa Kalimantan Selatan, khususnya Tanah Laut, memiliki potensi pertanian yang sangat besar.
Untuk itu, ia meminta jajaran TNI, Polri, dan pemerintah daerah agar bersinergi dalam menjaga dan mengembangkan sektor pertanian di wilayah ini.
“Saya titip Pak Dandim, Pak Wakapolda, kita jaga bersama daerah ini. Potensinya luar biasa, jangan sampai ada yang main-main!” ujar Presidium Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni) ini.
Lebih lanjut, Mentan menekankan bahwa bantuan pertanian harus diberikan kepada daerah yang benar-benar serius meningkatkan produksi.
“Ada daerah yang nggak serius? Sudah, jangan dikasih dulu. Fokus dulu ke daerah yang serius! Bantuan kita terbatas, jadi harus tepat sasaran. Kalau ada yang setengah-setengah bantuannya, nanti saja!” sindirnya.
Mentan Amran juga mengingatkan bahwa seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian harus bekerja dalam satu kesatuan. Jika ada satu sektor yang bermasalah, baik itu irigasi, pupuk, atau Bulog, maka semuanya akan ikut bermasalah.
“Kalau ada yang nggak mau kerja, suruh minggir! Ini nggak pakai tawar-menawar. Kalau di bawah saya ada yang nggak becus, saya hitung jam buat ganti orangnya. SK bisa saya tanda tangan dalam lima menit! Jadi jangan main-main kalau kerja untuk rakyat!” tegasnya.
Mentan juga menyoroti bagaimana ia selama ini mengawal sektor pupuk dengan ketat agar penyalurannya berjalan optimal.
“Saya kejar siang malam! Direkturnya tahu, Subuh saya telepon, tengah malam saya telepon! Sekarang sudah mulai jalan dan saya apresiasi. Tapi sektor lain juga harus seperti ini. Kalau Bulog masih menunggu di gudang, sementara petani menunggu di sawah, ya nggak ketemu!” lanjutnya.
Dengan ketegasan dan langkah cepat yang diambil Mentan Amran, diharapkan penyerapan gabah petani dapat berjalan lancar, harga tetap stabil, dan produksi pertanian di Kalimantan Selatan meningkat pesat. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan siap mengambil tindakan tegas demi kesejahteraan petani. (*)