Anggaran Infrastruktur Dipangkas, Jalan Unsulbar Batal Dikerjakan

  • Bagikan
RUSAK. Jalan di samping Gedung Rektorat Unsulbar Kelurahan Lembang Kecamatan Banggae Timur, Majene rusak parah. --mabrur/radarsulbar--

MAJENE, RADAR SULBAR — Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene mengerjakan perbaikan jalan samping Gedung Rektorat Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Kelurahan Lembang Kecamatan Banggae Timur tahun 2025 ini terpaksa dibatalkan. Penyebabnya karena adanya pemotongan anggaran infrastruktur yang ditransper ke daerah. Ini berimbas pekerjaaan sejumlah proyek infrastruktur di Pemkab Majene.

Sekretaris PUPR Kabupaten Majene Mufli mengatakan untuk usulan perbaikan jalan disamping gedung Rektorat Unsulbar masuk dalam penganggaran tahun 2025. Hanya saja pendanaan untuk perbaikan jalan tersebut masuk dalam PU strategis.

”Dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan baru terkait pemangkasaan anggaran dari pusat. Sehingga anggaran perbaikan infrastruktur jadi nol alias tidak ada sama sekali,” ujar Mufli, Rabu 12 Februari saat ditemui.

Kata dia, jadi pengerjaan untuk jalan tersebut untuk tahun ini tidak ada.

“Karena semua sumber Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 23 miliar itu dipotong, sehingga dapat dipastikan jalan tersebut tidak dikerjakan tahun 2025 ini,” ungkap Mufli.

Tetapi program ini bisa dikerjakan tahun 2025 ini, jika ada pengembalian dana dari anggaran yang dipotong di seluruh Indonesia.

”Anggaran PU yang dipotong itu sekitar Rp 67 miliar yang bersumber dari DAK dan DAU,” terang Mufli.

Rencananya ada enam ruas jalan yang akan dibenahi tahun ini. Tetapi karena anggarangnya dihilang semua maka proyek tersebut batal. Hal ini karena efisiensi anggaran dari pusat.

“Semua anggaran infrastruktur dipotong, mulai dari pkerjaan jalan, air minum, tanggul bronjong dan lainnya,” tandasnya.

Sebelumnya sejumlah warga melakukan aksi penanaman pohon pisang di jalan menuju Kampus Unsulbar. Karena kondisinya saat ini rusak parah. Selain berlubang dan berlumpur juga terdapak sejumlah genangan air saat musim hujan.

Kesal tak mendapat perhatian dari pemerintah daerah, warga terpaksa melakukan penanaman pohon pisang di tengah jalan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes karena jalan tak pernah dibenahi oleh Pemkab Majene.

Menurut salah seorang warga, Wardi aksi penanaman pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes kepada Pemkab Majene yang tidak memperbaiki jalan tersebut. Jika hujan turun kondisi jalan becek dan berlumpur sehingga sulit untuk dilewati.

“Kondisi ini sudah lama tak ada perhatian pemkab. Jika turun hujan, jalan becek dan berlumpur, sehingga sangat sulit untuk dilalui,” tandas Wardi. (rur/mkb)

  • Bagikan

Exit mobile version