Bahtiar Baharuddin: NU Harus Jadi Contoh Membangun Tanpa APBN-APBD

  • Bagikan

MAMUJU, RADAR SULBAR — Penjabat Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin menghadiri Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Istighosah dan Doa Bersama dalam rangka Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke 120.

PJ Gubernur Bahtiar hadir bersama Kepala Kanwil Kemenag Sulbar Adnan Nota yang juga sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Provinsi Sulawesi Barat, dan seluruh keluarga besar NU di Sulbar, berkumpul di Pelataran Aula Outdor Dandim 1418 Mamuju, Senin 30 Februari 2025.

PJ Bahtiar sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum di Kemendagri mengurus seluruh ormas di Indonesia, sehingga dia tahu betul bagaimana kontribusi NU dalam mengawal kemerdekaan.

“NU ada sebelum Indonesia merdeka, NU turut mengawal keberlangsungan kemerdekaan,” kata Bahtiar.

Karenanya, Bahtiar berterima kasih kepada NU atas perannya di nasional maupun di daerah.

“Terima kasih yang tak tehingga kepada NU seluruh Indonesia, khususnya NU Sulbar yang selama ini membangun Sulbar sebagai sebuah provinsi yang baru meng-otonomi 20 tahun lalu. Perjuangan masih sangat panjang,” ucap Bahtiar melalui sambutannya.

Bahtiar menyampaikan pula kondisi yang dialami negara saat ini. Negara sedang melakukan penghematan bahkan anggaran infrastruktur nyaris tak ada untuk tahun 2025. Begitupun sektor lainnya, sehingga sedikit harapan untuk mengandalkan APBN dalam membangun daerah ini. Apalagi Sulbar merupakan daerah dengan APBD terendah di Indonesia masih sangat bergantung pada APBN.

“Ini harus saya sampaikan apa adanya agar tidak terlalu berharap membangun Sulbar ini bersumber dari APBN-APBD,” kata Bahtiar.

Bahtiar mengatakan, NU tahu betul bagaimana Indonesia pada tahun 1945 hingga 1960-an. Tanpa APBN proses pembangunan tetap jalan dengan . kekuatan utamanya adalah rakyat. Hal inilah yang harus ditumbuhkan NU.

“Minta tolong. Kepada NU Menjadi contoh bagi rakyat bagaimana membangun daerah ini dengan kekuatan rakyat,” kata Bahtiar.

Masih Bahtiar, dalam peringatan isra miraj ini menjadi momen memperkuat ketauladanan Nabi Muhammad SAW; menjadi penggembala, pedagang, bertani, beternak, pelihara ikan.

“Apapun dikerjakan Kita sendiri yang harus bangun daerah ini, kita punya banyak potensi,” tegas Bahtiar.

Bahtiar menaruh harapan kepada NU sebagai organisasi pergerakan yang memiliki kekuatan besar. Sebab menurutnya tak cukup jika hanya mengandalkan kepala daerah.

“NU salah satu kekuatan terbesar dalam mengubah daerah ini, jangan berharap instruksi pemerintahan, kita sendiri yang umat yang harus bangkit mengubah kehidupan kita,”

“Ini untuk menantang diri kita, bangkit lebih kuat dan lebih kerja keras. Dan kembali belajar pada senior kita yang mengawal kemerdekaan ini tanpa APBN. kekuatan ini yang harus kita tumbuhkan,” tutup Bahtiar. (jaf)

  • Bagikan