Teken MoU, RSUD Wonomulyo Bersama Delapan Desa Sepakat Jalankan Inovasi Penanganan Stunting

  • Bagikan

POLMAN, RADAR SULBAR — Inovasi penanganan balita stunting, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Wonomulyo lakukan penandatanganan kerjasama atau Memorandum Of Understanding (MoU) dengan delapan desa di Kecamatan Wonomulyo.

Penandatangan MoU dengan delapan Kades ini disaksikan Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin dan Pj Bupati Polman Muhammad Hamzih serta Pj Sekda Polman dan pimpinan OPD lainnya.

Direktur RSUD Pratama Wonomulyo dr Arfah Rahman menyampaikan RSUD Wonomulyo merupakan rumah sakit rujukan penanganan stunting di Polman. RSUD Wonomulyo menerima rujukan dari Puskesmas Wonomulyo yang wilayah kerjanya membawahi delapan desa.

“Bentuk kerjasamanya pihak rumah sakit memberikan pelayanan bagi anak stuntung untuk mendapatkan penanganan dokter ahli mulai dari pemeriksaan laboratorium hingga metode penanganannya,” jelas dr Arfah.

Pihanya menyiapkan susu khusus bagi bayi stunting. Susu ini hanya bisa didapat dari resep dari dokter ahli anak dan gizi RSUD Wonomulyo. Pemerintah desa mengalokasikan dana untuk penanganan balita stunting yang dirawat di RSUD Wonomulyo.

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin mengapresiasi inovasi Pemkab Polman yang diinisiasi oleh Pj Bupati Polman Muhammad Hamzih dalam menangani stunting.

Pj Bahtiar Baharuddin mendukung penuh upaya Pemkab Polman meningkatkan status RSUD Wonomulyo naik kelas dari tipe D ke tipe C. Karena menurutnya keberadaan rumah sakit adalah kebutuhan masyarakat.

“Sepertiga penduduk Sulbar ada di Polman. Jadi kalau masalah kesehatan di Polman teratasi itu berarti sepertiga masalah kesehatan di Sulbar ikut teratasi,” ujar Bahtiar Baharuddin saat berkunjung ke RSUD Wonomulyo, Kamis 30 Januari.

Lanjutnya, 2024 lalu target nasional angka prevalensi stunting ditarget 14 persen. Tetapi rata-rata provinsi masih diangka 20,8 persen. Angka stunting Polman mesih tinggi yakni 28 persen dan potensi stunting masih 17 ribu.

Ia mengapresiasi upaya Pemkab Polman melakukan inovasi penanganan stunting yang disintegrasi dikolaborasikan dengan orang tua asuh yang bersedia mengeluarkan uang pribadinya untuk penanganan stunting.

Baktiar menyampaikan dugaan tingginya stunting karena pola asuh orang tua yang tidak disiplin saat memberikan makan kepada anaknya. Seperti tidak menyuapi anaknya dan membiarkan anaknya makan sendiri.

RSUD Wonomulyo saat ini menangani tiga balita berstatus stunting berasal dari Desa Bakka Bakka, Campurjo dan Tumpiling. Ketiga balita tersebut menunjukkan perubahan berat badan signifikan setelah dilakukan perbaikan gizi. Awalnya berat badan hanya 6,2 kilogram setelah tiga pekan ditangani naik menjadi 6,8 kilogram. (mkb)

  • Bagikan