Pj Bupati Polman Ajak Pimpinan OPD dan ASN Jadi Orang Tua Asuh Anak Stunting

  • Bagikan
KUNJUNGI ANAK STUNTING. Pj Bupati Polman Muhammad Hamzih mengunjungi anak stunting di Lingkungan Mangeramba Kelurahan Takatidung. Dalam kunjugan ini Pj Bupati didamping Asisten Pemerintahan dan Kesra, Agusniah Hasan Sulur, Kadinkes dr Mustaman, Kepala Puskesmas Pekkabata dan Lurah Takatidung M Albar. hms pemkabpolman/radarsulbar--

POLMAN, RADAR SULBAR — Penjabat (Pj) Bupati Polewali Mandar Muhammad Hamzih, mengajak aparatur sipil negara (ASN) termasuk pimpian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi orang tua asuh anak stunting.

“Saya mengajak seluruh pimpinan OPD dan para ASN Pemkab Polman menjadi orang tua asuh penanganan stunting. Khusus pimpinan OPD minimal lima anak dan ASN minimal satu anak stunting,” kata Pj Bupati Polman, Muhammad Hamzih saat menghadiri rapat koordinasi monitoring dan evaluasi kinerja stunting di ruang pola kantor Bupati Polman, Senin 20 Januari.

Muhammad Hamzih menyampaikan, penyebab terjadinya stunting pertama karena faktor kemiskinan, pernikahan dini, lingkungan yang tidak sehat dan banyaknya anak putus sekolah.

Ia mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan stunting ada dua cara yang dapat ditempuh yakni pendekatan kekeluargaan dengan melibatkan semua OPD. Mulai dari Dinas PUPR, Pertanian, Perikanan, Kesehatan, DP2KBP3A dan Balitbangren semua harus terlibat melakukan intervensi.

“Bantuan yang diberikan perlu dilakukan pendampingan dan lingkungannya harus diperbaiki. Seperti yang belum memiliki jamban mandiri sehingga peran lintas sektor sangat perlnting,” terang Muhammad Hamzih.

Lanjutnya, untuk mempercepat penyelesaian stunting yakni dengan menjadi orang tua asuh bagi penderita stunting. Seperti para pimpinan OPD berapa anak yang harus di intervensi. Termasuk ASN minimal ada satu anak bisa diintervensi.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Polman Agusniah Hasan Sulur mengajak semua pihak untuk berinovasi menuntaskan stunting di Polman.

“Dengan gerakan orang tua asuh dapat membantu penurunan stunting,” jelasnya.

Agusniah menyampaikan sebagai asisten pemerintahan dirinya menjadi orang tua asuh bagi empat anak stunting dengan pendekatan keluarga. Karena persoalan stunting bukan hanya persoalan kemiskinan tetapi juga persoalan pengetahuan terkait pemulihan gizi anak dengan mengolah makanan bukan lagi makanan instan dan makanan bergizi itu tidak mesti mahal.

Kepala Dinas DP2KBP3A Polman drg Sriharni Patandiangan menyampaikan rapat koordinasi, monitoring dan evaluasi kinerja stunting Polman hasil kerja 2024.

“Kita bersyukur semua masalah baik dari sumberdaya manusianya, keadaan lingkungan dan keuangan telah dilaporkan kepada Pj Bupati Polman baru. Pj bupati akan mengeluarkan surat edaran agar semua ASN mengambil anak asuh anak stunting. Untuk pimpinan OPD minimal lima orang anak supaya stunting bisa hilang dari Polman,” jelas drg Sriharni.

Ia menyebutkan jumlah stunting di Polman sekira 7.000 anak. Target Dinas P2KBP3A Polman tahun ini menargetkan penurunan stunting dapat diturunkan menjadi 21 persen dari 28 persen. (mkb)

  • Bagikan